Sosok Yan Bali Si Penakluk Lebah, Ternyata Terapi Sengat Lebah Bermanfaat Sembuhkan Penyakit Ini
Lebah atau nyawan yang ditakuti masyarakat, ternyata menjadi jinak di tangan I Wayan Gede Adriana atau Yan Bali.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
Ketika pulang ke kampung halaman, di rumah mertuanya ada banyak ditemukan trigona atau yang di Bali dikenal sebagai kele.
Dari sanalah keinginan untuk melihara trigona itu muncul.
Ia lalu meminta izin kepada mertuanya untuk mengambil trigona tersebut sebanyak dua koloni.
“Dari sanalah tiang mulai tertarik. Ternyata sangat mengasikkan memelihara lebah. Sambil ngopi kita masih bisa memperhatikan aktivitas lebah,” tuturnya.
Beberapa bulan setelah memelihat trigona, akhirnya ia tertarik untuk memelihara apis cerana atau nyawan. Ia membeli pada seorang petani yang membudidayakannya di Gianyar.
Setelah membeli apis cerana itu, keinginannya untuk belajar tentang lebah semakin besar dan ia ingin meniru teknologi sarang lebah dari luar negeri.
Dari sana ia terus melakukan percobaan yang akhirnya bisa menciptakan sendiri top bar hive atau sarang lebah.
Top bar hive yang ia ciptakan itu diberi nama YBOTH atau Yan Bali Observation Top Bar Hipe.
“Ini tiang ciptakan selama tiga tahun, baru ketemu bentuknya yang pas menurut tiang. Sampai sekarang belum ada perubahan,” jelasnya.
Yan Bali mengaku saat ini sudah sangat militan dengan sistem perlebahan.
Sikap ini muncul karena merasakan kasiat dari sengatan dan madu dari lebah itu sendiri.
“Inilah kenapa saya ingin menularkan apa yang tiang alami kepada banyak orang,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, populasi lebah di Bali jauh menurun.
Di Bali saat ini petani lebah juga sudah sangat jauh berkurang, berbeda dengan jaman dahulu yang hampir semua rumah memiliki lebah.
Hal ini sangat disayangkan, mengingat lebah mempunyai fungsi yang begitu besar.