Mayat Gusti Dauh Tergeletak di Bawah Pohon Wani
Gusti Lanang Dauh ditemukan terkapar di sekitar pohon wani di Banjar Selat Kelod, Desa Selat, Karangasem
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Gusti Gede Raka (72), sontak terkaget saat melihat Gusti Lanang Dauh terkapar di sekitar pohon wani di Banjar Selat Kelod, Desa Selat, Karangasem, Bali, Jumat (20/9/2019).
Ia kemudian mendekat lalu memeriksa.
Ternyata Gusti Dauh sudah tak bernyawa.
Kakek berusia 71 tahun yang merupakan warga Banjar Selat Kaja, Desa Selat itu ditemukan sekitar pukul 10.30 Wita.
Kesehariannya, ia biasanya pergi ke sungai tak jauh dari rumahnya.
Di sana dia berkumpul dengan rekan-rekannya sembari minum tuak dan arak.
Gusti Gede Raka melihat jenazah Gusti Dauh saat pulang dari sawah yang berjarak sekitar 15 meter dari lokasi.
Di pertangahan jalan, warga Selat Kelod, Desa Selat, Kecamatan Selat ini kemudian melihat Gusti Dauh terkapar tak bernyawa.
"Posisi jenazah korban tergeletak saat ditemukan. Pakaian yang dikenakan masih lengkap. Baju kemeja kotak-kotak dan celana pendek berwarna biru," kata Gusti Gede Raka saat dimintai keterangan oleh kepolisian.
Ia langsung meninggalkan jenazah itu dan memberitahu pihak keluarga bahwa Gusti Lanang Dauh meninggal di bawah pohon wani.
Beberapa menit kemudian keluarga korban datang untuk memastikan.
Pihak keluarga langsung melaporkan kasus ini ke Polsek Selat.
Kapolsek Selat, AKP Gede Sunjaya Wirya mengatakan, petugas kepolisian menuju lokasi setelah mendapat informasi.
Petugas langsung olah tempat kejadian perkara dan mendatangkan tim medis dari Puskesmas Selat.
Hasil tim medis yakni tak ditemukan tanda kekerasaan di tubuh korban.
Polisi menduga korban meninggal karena kelelahan saat turun ke sungai.
Pihak keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai musibah.
Saat ini jenazahnya sudah dibawa ke rumah duka.
"Dari pihak keluarga sudah menerima kematian korban. Mereka menolak dilakukan autopsi. Dari keluarga menduga korban kelelahan," ungkap Sunjaya Wirya.
(*)