TRIBUN WIKI - Kiprah Ida Ayu Karang Adnyani Dewi, Seniman yang Merekonstruksi Seni Klasik Gambuh

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Usaha seorang seniman dalam mengamalkan kemampuannya dalam berkesenian merupakan sebuah bentuk pengabdian.

Karya-karya yang terangkum sepanjang karirnya, membuktikan bahwa seorang seniman tersebut memiliki kualitas.

Seperti Ida Ayu Karang Adnyani Dewi (63 tahun), upayanya menggeliatkan seni di Karangasem patut diapresiasi.

Perannya dalam merekonstruksi seni klasik Gambuh serta menciptakan karya-karya tari baru menjadi sebuah kebanggaan yang ia rasakan sebagai seorang seniman.

Wanita kelahiran Karangasem, 8 Agustus 1956 ini telah mencintai seni tari sejak masih anak-anak.

• Dorong Terciptanya Cashless Society, Banyuwangi Lakukan Kerja Sama dengan LinkAja

• Kronologi Kecelakaan Isuzu Elf yang Mengangkut Rombongan Pelayat di Jombang, Dua Penumpang Tewas

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia kemudian bekerja sebagai seorang dosen di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Saraswati Tabanan sejak 1986 hingga 2010.

Saat menjadi seorang dosen, ia juga didaulat sebagai pembina tari di kampusnya.

Beberapa garapan yang pernah ia ciptakan kala itu ialah Fragmen Tari Dewi Saraswati (1989), Tari Padma Saraswati (1990) dan Tari Saraswati Murti (1991).

Sejak tahun 2011, dirinya memutuskan hijrah kembali ke tanah kelahirannya di Karangasem dengan menjadi dosen di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Agama Hindu Amlapura hingga sekarang.