Tiba di Bali, Begini Cerita Saksi Hidup Kerusuhan Wamena, Dilempari Batu hingga Rumah Dibakar

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Kerusuhan di Wamena Jayawijaya Papua masih menyisakan ingatan dan kesedihan mendalam bagi para warga pendatang yang sudah lama tinggal disana.

Salah satunya Dani warga asal Padang Sumatera Barat membuka usaha warung makan padang di Wamena dibakar semua warung makan tempatnya mencari nafkah.

“Kami (keluarganya) disana ada 7 ruko warung makan padang dibakar semuanya. Tapi alhamdulilah kami (19 anggota keluarga) selamat dengan perjuangan yang cukup susah payah menyelamatkan diri,” ungkapnya kepada tribunbali.com, Kamis (3/10/2019) di Baseops Lanud I Gusti Ngurah Rai saat transit.

Ia pun menambahkan yang membantunya dan keluarganya tidak lain tidak bukan adalah warga asli Papua itu sendiri.

“Yang bantu menyelamatkan kami itu ya warga Papua asli yang biasa sehari-hari ketemu. Mereka melindungi kami dan mereka membawa kami ke salah satu gereja. Dan kami bersembunyi di gereja itu,” tutur Dani.

Lalu Dani dan keluarga pun berpindah mencari perlindungan lebih aman yakni ke Kodim Wamena selama 4 hari tinggal sementara disana.

Baru selanjutnya terbang ke Sentani Jayapura dan tinggal disana selama 3 hari baru setelah itu diterbangkan ke Jakarta pagi tadi dan tiba di Bali untuk transit siang tadi.

Setelah dari Jakarta lalu melanjutkan penerbangan ke Padang dan pulang ke kampung halaman di Sumatera Barat.

Hampir sama dengan Dani, Zulkifli mengaku naik ke atap rumah bersama keluarga dan kerabatnya untuk menyelamatkan diri dari kerusuhan di depan rukonya di Pasar Wouma, Wamena, Papua.

"Massa melempari dengan batu sehingga saya terpaksa naik ke atas atap untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya.