Inspirasi

I Gede Suardita, Dari Cleanning Service Jadi Developer Sukses

Dulu hanya cleaning service, I Gede Suardita kini jadi developer sukses

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Dok
Direktur PT Bumi Cempaka Asri I Gede Suardita. I Gede Suardita, Dari Cleanning Service Jadi Developer Sukses 

I Gede Suardita, Dari Cleanning Service Jadi Developer Sukses

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Direktur PT Bumi Cempaka Asri I Gede Suardita mengingatkan generasi muda.

Khususnya yang ingin berkecimpung di dunia properti agar kuat dan tahan banting.

Pria yang akrab disapa Suardita ini menjelaskan, agar generasi muda mendahulukan integritas dan ketekunan.

Mengingat industri properti bukan industri yang mudah.

Apalagi belakangan, sektor ini menurun tajam dan belum bangkit 100 persen.

“Jangan lupa selalu mengutamakan legalitas,” tegasnya kepada Tribun Bali, Minggu (13/10/2019).

Proyek propertinya adalah BCA Land dengan slogan “Dari Tabanan Membangun Negeri” dimulai sejak 2006.

Ia awalnya hanya seorang cleanning service di perusahaan developer.

Sembari kuliah, ia terus belajar otodidak.

“Namun perusahaan tempat saya bekerja mengalami masalah keuangan sehingga akhirnya 2005 saya belajar mengelola manajemen. Akhirnya 2006 saya memberanikan diri dan bertahan sampai saat ini,” katanya.

Petinggi DPD REI Bali ini telah menjual sekitar 3.000 rumah, yang kebanyakan adalah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Lokasinya menyebar di Buleleng, meski paling banyak masih di Tabanan.

Bahkan ia ekspansi ke Cilacap.

Rumah MBR atau FLPP yang ia jual dibanderol Rp 158 jutaan sampai rumah komersil seharga Rp 300 jutaan.

Kendala dilaluinya, karena usaha properti berhubungan dengan banyak bidang.

“Namun dengan integritas dan ketekunan pasti semuanya bisa dilalui dan niscaya berhasil,” tegasnya.

Ia pun mengakui awal merintis, hampir semua bank kurang percaya apalagi usianya saat itu masih muda.

Namun tahun 2008, ia membuktikan rumah yang digarapnya di Banyuning Buleleng diresmikan Menpera, Yusuf Asyari sebagai rumah subsidi pertama di Bali.

Ia tak menampik, perlambatan ekonomi membuat sektor properti kian terpukul.

Seleksi alam pun terjadi, dan untungnya ia mampu bertahan hingga sekarang.

“Ya harapan ke depan, regulasi dipermudah. Perbankan dan pemerintah bisa lebih membantu agar sektor properti akselerasi kembali,” imbuhnya.

Saat ini omzetnya mampu membayar gaji bulanan karyawan dan bunga bank.

Ia berharap usahanya berkontribusi untuk banyak orang.

Ia pun menjadi salah satu developer terbesar di tanah kelahirannya Tabanan.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved