Gadis di NTT Disiram dan Disetrum Pejabat dan Warga, Kesadisan Massa Belum Terjamah Hukum
Kejadian yang menimpa seorang gadis di Nusa Tenggara Timur ini benar-benar tak berperikemanusiaan.

Gadis di NTT Disiram dan Disetrum Pejabat dan Warga, Kesadisan Massa Belum Terjamah Hukum
Kejadian nahas itu terjadi di Desa Babulu Selatan, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, NTT. Usut punya usut, aksi main hakim sendiri tersebut dipicu karena hilangnya sebuah cincin milik seorang warga.
TRIBUN-BALI.COM - Kejadian yang menimpa seorang gadis di Nusa Tenggara Timur ini benar-benar tak berperikemanusiaan.
N (16) harus menahan rasa sakit usai dianiaya pejabat desa dan warga dengan membabi buta.
Melansir dari Kompas.com, kejadian nahas itu terjadi di Desa Babulu Selatan, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, NTT.
Usut punya usut, aksi main hakim sendiri tersebut dipicu karena hilangnya sebuah cincin milik seorang warga.
Tak tahu apa yang membuat curiga, korban N dituduh telah mencuri cincin tersebut dari rumah Marince Molin.
Rumah korban dengan Marince memang berjarak dekat, kira-kira sekitar 20 meter.
Itulah sebabnya Marince yang saat itu mengetahui cincinnya hilang, langsung memberi tahu kakaknya yang langsung berteriak dan mengatakan jika N yang mencuri.
Melansir dari Pos Kupang pada Senin (28/10/2019), usai dituduh mencuri, Kepala Dusun yang bernama Margareta datang dan menggeledah tubuh korban.
• Dicurigai Selingkuh dengan Mantan Menantu, Seorang Ibu Dianiaya Suami dan Anak Kandung
• Lagu Cinta Luar Biasa Andmesh Kamaleng Versi NCT 127 Puncaki Trending YouTube
• Young Lex Ungkap Awal Pernikahan, Sempat Bikin Eriska Nakesya Sedih, Jangan Digugurin
• Donald Trump Rilis Foto Seekor Anjing, Disebut-sebut yang Mengendus Keberadaan al-Baghdadi
Namun, cincin yang yang dimaksudkan tidak ditemukan di tubuh korban, sehingga tidak ada barang bukti yang kuat.
Tetapi hal itu rupanya tak membuat mereka puas, bukannya dilepaskan kepala dusun justru sempat memukul N.
Setelahnya, tepatnya keesokan harinya kepala dusun menceritakan kejadian saat itu ke pamong desa dan kepala desa.
Kepala desa bersama aparat desa kemudian langsung mendatangi korban dan membawanya ke rumah Marince.