Sendirian dan Merasa Diawasi, Mengapa Manusia Takut pada Hantu? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
Namun pertanyaan dasar yang mungkin pernah terlintas di pikiran kita adalah, kenapa manusia takut pada hantu?
Sebuah kasus mengisahkan tentang pelayan hotel wanita berusia 46 tahun yang semasa hidup tinggal bersama orangtua, hingga akhirnya ayahnya meninggal dan sang ibu memutuskan pindah rumah.
Sehari sebelum ibunya pindah, wanita itu memutuskan pergi ke klub malam dan berjalan-jalan di lingkungannya, dibanding pergi tidur.
Wanita itu mengaku selalu ingat pemakaman ayahnya ketika mencoba tidur.
Dalam kasus lain, seorang pengacara berusia 54 tahun mengaku tidak yakin bercerai karena takut hidup sendiri.
Pasalnya, pria itu selalu tidur dengan kakak laki-lakinya sebelum akhirnya menikah.
Pengacara itu berkata, ketika berada di kantor sendirian, ia merasa ada orang yang mengawasinya.
Oliveira-Souza menjelaskan, perasaan diawasi disebut juga Anwesenheit, berasal dari bahasa Jerman artinya kehadiran.
Takut sendiri, terutama di malam hari, menurut Oliveira-Souza memicu ketakutan bagi semua pasiennya.
• Waspada Ditikung Persipura, Pelatih Bali United Tetap Minta Pemain Fokus di Laga Terdekat
Pengobatan fobia supranatural
Untuk mengobati fobia sendirian atau supranatural, Oliveira-Souza biasanya memberi obat antidepresan atau benzodiazepin.
Kedua jenis obat itu menurut Souza paling umum diresepkan untuk mengobati fobia spesifik.
"Terlepas dari kandungan gejala fobia dalam setiap kasus, obat itu dapat menghilangan kecemasan, inti dari rasa takut," jelas Souza.
Selain pemberian obat, beberapa pasien juga melakukan terapi perilaku kognitif, metode terapi bicara dengan mengurai ketakutan spesifik dari pengalaman fisik dan emosional.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Halloween, Kenapa Sih Kita Takut pada Hantu? Ini Penjelasan Ilmiahnya"