Jenazah Pembalap Afridza Tiba di Indonesia, Ibunya Masih Pingsan Berkali-kali

"Ibunya syok. (Saat) Dapat kabar hari Sabtu anaknya meninggal, dia belum bisa diajak bicara sampai saat ini," ucap Bayu

TANGKAP LAYAR IG MOTOGP
Pembalap Indonesia, Afridza Munandar, meninggal dunia 

TRIBUN-BALI.COM, TANGERANG - "Dia jadi pembalap sudah 6 tahun. Saya juga pembalap," kata Bayu (40) dengan suara bergetar di Terminal Kargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (4/11) sore.

Bayu menjemput jenazah keponakannya yang meninggal dunia pada kejuaraan balap motor di Malaysia, Afridza Syach Munandar.

Bayu mengisahkan, awalnya sang keponakan cuma ikut-ikutan menonton setiap jenis kejuaraan balap motor. "Ya awalnya dia ikut-ikutan nonton balapan, eh lama-kelamaan mau jadi pembalap juga," katanya.

Sepenggal kenangan itu dikisahkan Bayu saat menunggu jenazah Afridza di Bandara Soekarno Hatta. Jasad Afridza diterbangkan dari Malaysia ke Jakarta menggunakan penerbangan Garuda Indonesia GA 821 dan tiba sekitar pukul 15.30 WIB.

Afridza meninggal dunia saat mengaspal di Sirkuit Internasional Sepang, Selangor, Malaysia, Sabtu (2/11) pekan lalu. Ia mengikuti kejuaraan balap motor pembibitan Asia atau Asia Talent Cup (ATC) musim 2019 seri pamungkas.

Afridza mengalami crash di tikungan 10 saat race 1 ATC baru mulai dan belum genap 1 lap. Ia dilaporkan mengalami cedera parah yang membuat balapan dihentikan sampai akhirnya race 1 ATC 2019 dibatalkan.

Afridza kemudian dikabarkan meninggal dunia meski sempat dilarikan ke rumah sakit menggunakan helikopter.

“Saat mengetahui anaknya meninggal dunia, ibunya pingsan berkali-kali. Ibunya syok. (Saat) Dapat kabar hari Sabtu anaknya meninggal, dia belum bisa diajak bicara sampai saat ini," ucap Bayu.

Bayu menjelaskan keluarga mendapat info pertama kali mengenai insiden kecelakaan tersebut dari pihak Astra. Kabar duka tersebut langsung disampaikan ke orang tua Afridza.

“Kalau ayahnya berupaya tegar tapi kondisi ibunya masih lemah. Masih butuh waktu untuk menerima kepergian anaknya ini," tutup Bayu.

Berdasarkan pantauan di lokasi, Terminal Kargo Bandara Soekarno Hatta tampak sudah dikunjungi pihak keluarga beberapa jam sebelum jasad Afridza tiba di Tanah Air.

Begitu peti yang berisi jenazah Afridza terlihat, keluarga berderai air mata. Bayu terlihat tak bisa membendung kesedihan. Tangisnya meledak.

“Saya dari Bandung langsung datang ke sini jemput keponakan saya. Dia (Afridza) sudah saya anggap seperti anak sendiri," ujar Bayu dengan kedua mata berkaca-kaca.

Bayu sempat merasa tak tega saat mendiang Afridza dikeluarkan dari mobil ambulans bernomor polisi B 1562 SIX.

Pengelola kargo jenazah bandara Soekarno Hatta kemudian melakukan pengecekan berkas terlebih dahulu sebelum jenazah pembalap tersebut bisa dibawa pulang ke kampung halaman di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved