Peneliti Temukan Asal-usul Orang Indonesia, Ada Moyang Pelaut dari China

Kita memang punya nenek moyang pelaut yang berasal dari China. Hal ini diungkapkan oleh Dr Harry Widianto, arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta

Telegraph/EPA
(ilustrasi) Telegraph/EPA Penampakan kapal kargo milik Euroafrica Sea Lines, Szafir, yang diambil alih oleh sejumlah bajak laut dan menculik lima pelautnya di perairan Nigeria, Kamis (26/11/2015). (Telegraph/EPA) 

TRIBUN-BALI.COM — "Nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudra, mengejar ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa".

Hampir semua, bila tidak semua, anak Indonesia kenal dengan lirik lagu ciptaan Saridjah Niung yang akrab disapa Ibu Soed tersebut.

Namun, tahukah Anda bahwa lirik lagu tersebut memang benar adanya.

Kita memang punya nenek moyang pelaut yang berasal dari China.

Hal ini diungkapkan oleh Dr Harry Widianto, arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta, dalam Talkshow Proyek DNA Leluhur Historia.id

"Jejak Manusia Nusantara & Peninggalannya" yang diadakan di Museum Nasional, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Dalam acara ini, Harry menguraikan soal migrasi dan proses hunian manusia di nusantara.

Dalam pembentukannya menjadi manusia Indonesia yang seperti saat ini, terdapat beberapa gelombang migrasi yang berkontribusi.

Namun, semuanya berasal dari pohon evolusi yang sama.

Anak Agung Putu Wartayasa dan Guru Intim di Hadapan Siswinya, Siswi pun Dipaksa Threesome

Susah Kentut Bikin Usus Bengkak dan Dapat Mengancam Nyawa

Homo erectus

Manusia pertama yang datang ke nusantara bukanlah manusia modern atau Homo sapiens seperti kita, melainkan Homo erectus.

Sekitar 1,8 juta tahun yang lalu, Homo erectus menjadi manusia pertama yang bisa keluar dari Afrika.

Manusia dengan kepala panjang, dahi miring ke belakang, dan kepala yang terjatuh ke depan ini sangat gesit dan bisa beradaptasi dengan baik terhadap berbagai iklim.

Dituntun oleh kebutuhan mereka untuk mencari makanan, Homo erectus pun berjalan kaki ke berbagai tempat di dunia, dan sampai ke Pulau Jawa sekitar 1,5 juta tahun lalu dengan memanfaatkan jembatan darat.

Untuk diketahui, pada saat itu Bumi sedang mengalami zaman es.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved