Ibunya Gemetar Lihat Bahar Yang Pulang Dari Bali Bunuh Dan Kubur Surono di Lantai Musala

Memakai bahasa Indonesia yang lancar, perempuan itu menceritakan kenapa dirinya sampai mengamini perbuatan anaknya

Editor: Eviera Paramita Sandi
surya/sri wahyunik
Busani, istri Surono, jasad yang dikubur di dalam rumah di Jember. 

Perbuatan itu dilatarbelakangi cemburu dan sakit hati.

Busani menuturkan, beberapa tahun terakhir, suaminya terbilang sukses.

Hasil panen kopi terbilang banyak setiap tahun.

Dari penuturan pihak kepolisian, hasil panen kopi Surono dan istrinya per tahun mencapai Rp 90 juta- Rp 100 juta.

"Akhir-akhir ini kan dia sukses. Tetapi setelah sukses, dia itu suka jalan sendiri. Tidak ajak-ajak saya. Bahkan lebih sering pergi, atau makan di luar. Biasanya pergi siang, pulang ke rumah itu malam antara jam 10 malam sampai jam 1 malam," tutur Busani.

Hal itu berjalan beberapa bulan terakhir sebelum Surono dihabisi sang anak.

Busani mengaku sempat menegur suaminya perihal perilakunya itu.

'Tetapi dia marah-marah, bahkan sampai bilang tidak usah tanya-tanya karena bukan urusannya," kata Busani.

Sampai akhirnya, pasangan suami istri itu juga tinggal terpisah meskipun masih berada dalam satu bangunan.

Sebagai gambaran, rumah Surono memiliki dua bangunan utama dengan dua pintu masuk yang bergandengan tembok.

Surono tinggal di rumah bagian barat, sedangkan Busani tinggal di bangunan bagian timur.

Busani pun menyelidiki perilaku suaminya.

"Saya selidiki, kata beberapa orang yang bekerja di ladang itu, kalau dia punya pacar. Saya pun bertanya kepadanya. Dia malah meminta saya nyari suami lain. Selalu begitu jawaban dia kalau marah," imbuhnya.

Sebelum tewas, Surono sempat bekerja selama empat bulan di Bali.

Setelahnya, dia kembali lagi ke desanya.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved