Runtuhnya Tembok Berlin dan Suka Cita 2 Juta Warga Ditemani Bir serta Champagne
Aksi massa ini didorong oleh runtuhnya Uni Soviet serta penerapan sejumlah reformasi liberal yang dilakukan oleh Jerman Timur sebelumnya.
Runtuhnya Tembok Berlin dan Suka Cita 2 Juta Warga Ditemani Bir serta Champagne
TRIBUN-BALI.COM - Kegagahan Tembok Berlin runtuh setelah menjulang selama 28 tahun akhirnya runtuh.
Pada hari ini, tepat 3 dekade lalu, tembok yang menjadi simbol pemisah tersebut dirobohkan oleh massa.
Aksi massa ini didorong oleh runtuhnya Uni Soviet serta penerapan sejumlah reformasi liberal yang dilakukan oleh Jerman Timur sebelumnya.
Pada tanggal 9 November 1989 pagi, massa dari Jerman Barat dan Jerman Timur berkumpul di Tembok Berlin.
Menurut artikel Washington Post, Jumat (8/11/2019), aksi ini didasari oleh pengumuman Pemerintah Jerman Timur.
Modal Palu
Pada pagi 9 November, pemerintah Jerman Timur, mengatakan jika warganya bisa dengan bebas melintasi tembok pembatas ke wilayah Barat.
Setelah itu, warga Jerman Timur mengerumuni Tembok Berlin, di mana mereka disambut oleh warga di Berlin Barat.
Melansir laman History, orang-orang dari Berlin Barat dan Timur mulai berkumpul di sekitar tembok.
Mereka menyerukan kalimat Tor auf atau "Buka Gerbangnya" sembari minum bir serta champagne.
Kemudian, pada tengah malam, massa mulai memenuhi checkpoint tembok.
Saat itu, dilaporkan sebanyak 2 juta orang datang berkumpul di Tembok Berlin.
Mereka memanjat dan membongkarnya. Kala itu, massa meruntuhkan tembok menggunakan palu dan berusaha menyingkirkan potongan-potongan tembok menjauh dari lokasi aslinya.
Orang-orang Berlin sendiri menyebut mereka yang meruntuhkan tembok sebagai Mauerspechte atau para pelatuk tembok.