Manusia Bali Tak Memiliki Tubuhnya 100 Persen, Begini Makna Seni Instalasi Ini

Manusia Bali Tak Memiliki Tubuhnya 100 Persen, Begini Makna Seni Instalasi Ini

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Replikas orang yang terbuat dari triplek dan tanah liat berjejer di pinggir aliran sungai kecil yang membelah Taman Budaya Art Centre, Denpasar, Bali.

Tak hanya di pinggirnya, pada aliran air juga dipasang hal yang sama.

Namun replika manusia ini tak utuh, ada yang tak berisi kepala atau adapula yang bagian tubuhnya terpenggal.

Selain itu, pada tengah-tengah sungai juga dipasang bambu membentuk rangka sebuah bangunan yang digantungi dengan potongan majalah dan koran dengan wadah karung bawang.

Ini adalah seni instalasi yang menjadi juara I gelaran Festival Seni Bali Jani 2019 dengan judul Bukan Milik Seutuhnya.

Karya ini digarap oleh tiga seniman yakni I Gede Jaya Putra, I Wayan Bagiarta, dan I Putu Nova Ruspika Yanto.

Yang ingin disampaikan dalam karya ini, bahwa tubuh seseorang di Bali tak dimiliki seutuhnya, melainkan juga milik adat.

“Kami membaca tema yang diberikan yakni Hulu – Teben, dari akar ada tujuan, akar itu kami lihat dari sesuatu yang masih ada yakni tradisi turun temurun itu yang dipertanyakan. Juga dialektika lokal global yakni tentang akar tradisi yang kita lakoni sebagai krama desa adat,” kata salah satu seniman pembuat karya instalasi ini, I Gede Jaya Putra saat ditemui di Art Centre, Selasa (12/11/2019) sore.

Ia mencontohkan bagaimana saat dirinya tengah menyelesaikan karya ini, tiba-tiba ditelepon oleh Bendesa Adat untuk membicarakan sesuatu.