Berita Banyuwangi

Dukung Pengembangan Geopark Banyuwangi, Kemenparekraf Susun Master Plan Bareng Pemkab

FGD ini bagian dari dukungan Kemenparekraf kepada Banyuwangi yang akan diajukan menjadi jaringan geopark global UNESCO

Editor: Irma Budiarti
Surya/Haorrahman
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Master Plan Geopark Banyuwangi. Dukung Pengembangan Geopark Banyuwangi, Kemenparekraf Susun Master Plan Bareng Pemkab 

Dukung Pengembangan Geopark Banyuwangi, Kemenpearekraf Susun Master Plan Bareng Pemkab

TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Master Plan Geopark Banyuwangi.

FGD ini bagian dari dukungan Kemeparekraf kepada Banyuwangi yang akan diajukan menjadi jaringan Geopark Global Unesco (Unesco Global Geopark – UGG).

Ketua tim Geopark Banyuwangi, Rani Razak, mengatakan saat ini Pemkab Banyuwangi bersama seluruh stakeholder terkait terus berupaya memenuhi berbagai rekomendasi yang disyaratkan Unesco, agar daerah ini bisa masuk dalam UGG.

Salah satunya menyusun master plan yang akan menjadi acuan pengembangan geopark di Banyuwangi.

“Kita bisa berdiskusi bersama dalam FGD Penyusunan Master Plan Geopark Banyuwangi. Master plan ini salah satu proses penting agar Banyuwangi bisa masuk UGG,” kata Rani.

“Master Plan dibuat dengan mengacu pada pointer-pointer yang disyaratkan Unesco dalam dossier (proposal), sehingga tidak kerja dua kali karena yang dikerjakan mengikuti persyaratan dari Unesco,” tambahnya.

FGD ini diikuti puluhan peserta yang terdiri dari para kepala desa yang menjadi lokasi situs geopark, dan komunitas pelaku wisata di Banyuwangi.

Banyuwangi Bersama Kemenparekraf Susun Master Plan Pengembangan UNESCO Geopark

Begini Kata Dokter Forensik Soal Hasil PL Jenazah di Semak-semak Jalan Gunung Soputan Denpasar

Mereka dilibatkan, kata Rani, karena cakupan geopark ini luas.

Geopark sendiri adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi, di mana masyarakat setempat diajak berperan melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya.

“Jadi kami tidak hanya bicara tentang situs saja, namun juga membahas ekosistem yang ada di sekitar kawasan geopark. Mulai budaya, tradisi, hingga perilaku masyarakat di sekitarnya yang bisa menjaga keberlangsungan geopark itu sendiri,” kata Rani.

“Untuk itu, kami mengundang para kades dan komunitas di sekitar kawasan untuk hadir agar bisa memahami urgensinya geopark ini, sehingga kelestarian geopark ini justru muncul dari bawah, yakni masyarakat sekitar yang peduli dan turut melakukan konservasi,” kata Rani.

Dicontohkan, gerakan Umbul Bening, di mana selokan di suatu kawasan dibersihkan dari sampah lalu dijadikan “kolam ikan”.

Program ini berhasil mencegah warga membuang sampah di selokan.

Sudah ada belasan spot Umbul Bening di seluruh Banyuwangi.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved