POPULER: Ini Sifat Asli Seseorang Sesuai Bulan Kelahiran I Kisah Arini yang Terjangkit HIV
Bulan kelahiran dapat mengungkap sifat asli seseorang. Orang yang lahir di Januari hampir selalu dekat dengan orangtua.
TRIBUN-BALI.COM - Bulan kelahiran dapat mengungkap sifat asli seseorang.
Banyak yang beranggapan bahwa bulan kelahiran dapat mempengaruhi bagaimana seseorang berkembang sebagai pribadi.
Inilah sifat asli seseorang berdasarkan bulan kelahiran!
1. Januari
Orang yang lahir di Januari hampir selalu dekat dengan orangtua.
Namun, banyak juga yang keras kepala dalam perilaku sehari-hari.
Terkadang, sifat tersebut membuat mereka banyak dijauhkan dari saudara kandung mereka.
2. Februari
Orang yang lahir di Februari adalah sosok yang kreatif.
Umumnya, mereka juga hidup bahagia dengan cara yang sederhana.
Kualitas ini membuat mereka memiliki banyak teman.
Orang yang lahir di Februari juga nyaman dengan menjadi diri mereka sendiri.
3. Maret
Orang yang lahir di bulan Maret cenderung terlihat pemalu.
Namun, banyak dari mereka yang terlihat pemalu di luarannya saja.
Sesungguhnya, mereka hanyalah orang yang santai.
Mereka cukup nyaman untuk berbagi perasaan batin dengan dunia.
Di sisi lain, jika orang yang lahir Maret dikecewakan atau dibohongi, mereka akan sulit untuk percaya kembali.
4. April
Orang yang lahir April cenderung suka terburu-buru.
Ini sering membuat mereka tidak "menikmati perjalanan".
Mereka hanya terobsesi dengan tujuan.
5. Mei
Orang yang lahir di bulan Mei memiliki tekad tinggi dalam mengejar impian mereka.
Mereka selalu membuat rencana besar untuk meraih tujuan.
Namun, mereka cenderung mengandalkan orang lain dalam hal praktik.
6. Juni
Orang yang lahir di bulan Juni cenderung sensitif, bahkan rapuh.
Mereka sangat sopan.
Mereka berusaha menjaga keharmonisan di antara diri sendiri dengan orang sekitar.
7. Juli
Menyenangkan adalah karakter yang menonjol pada orang yang lahir di bulan Juli.
Mereka cenderung periang.
Orang yang lahir di bulan Juli cenderung paling bahagia ketika tertawa lepas.
Mereka juga setia kepada teman, meskipun sedang sibuk.
8. Agustus
Orang lahir di bulan Agustus terkenal dengan humornya.
Di luar selera humor yang selalu memenangkan tawa orang lain, mereka cenderung unggul sebagai pemimpin.
Mereka dihormati karena pengalaman hidup mereka yang menarik.
9. September
Orang yang lahir di bulan September cenderung lebih berorientasi pada detail.
Mereka berfokus pada apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Singkatnya, orang September adalah sosok yang sangat perfeksionis.
10. Oktober
Orang yang lahir di bulan Oktober senang menyerap informasi.
Mereka menjadikan informasi untuk meningkatkan intelektualitas.
Mereka juga lebih mengutamakan keluarga daripada orang lain.
Sehingga, orang yang lahir Oktober lebih sering menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih.
11. November
Sulit untuk mengenal orang yang lahir di bulan November secara mendalam.
Mereka cenderung menyimpan detail kehidupan pribadi.
Selalu ada hal yang dipikirkan di kepala mereka.
Namun, mereka tidak selalu ingin untuk membagikan pemikirannya kepada orang lain.
12. Desember
Orang yang lahir di Desember memiliki kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.
Sifat ini dapat membuatnya menjadi keras kepala dan kaku.
Namun, ketika mereka berhasil mendapatkan perhatian, mereka menunjukkan kepribadian yang menawan.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)
Selain artikel terkait sifat seseorang berdasarkan bulan kelahiran, berita populer lainnya di tribun-bali.com adalah kisah Hayu Ari Setyaningtyas perempuan kelahiran Surabaya yang terdiagnosa HIV.
Beberapa tahun sebelum divonis HIV/AIDS, sang suami pernah kecelakaan dan mendapat transfusi darah.
Diduga sang suami tertular dari transfusi darah.
Perempuan yang akrab dipanggil Arini itu bercerita bahwa suaminya adalah orang yang baik dan tidak dekat dengan kelompok berisiko HIV.
Satu bulan setelah divonis terjangkit HIV, tepatnya 23 September, sang suami meninggal dunia dan mewariskan utang biaya perawatan senilai Rp 250 juta.
"Saat itu, saya tidak ada waktu untuk sedih, down, terpuruk. Saya blank. Saat itu saya hanya memikirkan suami saya yang perlu biaya dan perawatan," tutur perempuan kelahiran Surabaya, 11 November 1970 itu.
Diusir dari keluarga
Empat puluh hari pasca-meninggalnya sang suami, Arini diminta keluar dari rumah oleh mertuanya.
Ia lalu mendapatkan perlakuan diskriminatif dari keluarga.
Arini pun bekerja keras untuk menutupi utang yang berhasil ia lunasi selama 2 tahun.
Bukan hanya itu, Arini pun mempelajari virus HIV/AIDS dari dunia maya dan komunitas.
Ia kemudian menikah lagi dengan pria berkebangsaan Belanda yang negatif HIV dan ia terus mengonsumsi ARV agar tidak menularkan HIV kepada pasangannya.
Bahkan ia bercerita dengan mengonsumsi ARV secara rutin, ia bisa berhubungan seks dengan aman dan tidak menggunakan pengaman.
Karena faktor usia, Arini dan suaminya sepakat untuk tidak memiliki anak dan sepakat untuk menjadi orangtua angkat untuk anak-anak terlantar.
"Sejak tiga tahun sebelum menikah (dengan warga Belanda), saya undetected viral load," tutur lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya itu.
(KOMPAS.com/Reni Susanti)
Langganan berita pilihan tribun-bali.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/TribunBaliTerkini