Temuan Orok di Sanur
Bicara Seks Itu Tabu, Namun Sering Dilakukan Fakta Ini Picu Hamil di Luar Nikah dan Kasus Buang Bayi
Psikolog Nena Mawar Sari, S.Psi.,Psikolog C.Ht mengungkapkan bahwa kasus ibu yang tega membuang anaknya dapat ditinjau dari berbagai faktor yang salin
Penulis: eurazmy | Editor: Rizki Laelani
Bicara Seks Itu Tabu, Namun Sering Dilakukan Fakta Ini Picu Hamil di Luar Nikah dan Kasus Buang Bayi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Lagi-lagi kasus pembuangan bayi terjadi di Denpasar, Bali.
Kali ini, jasad bayi perempuan tersebut masih terlilit tali pusar yang masih menempel di perutnya dan ditemukan warga di bibir Pantai Matahari Terbit - Sanur, Denpasar, Rabu (4/12/2019).
Berdasarkan data dari KPPA Bali, di tahun 2019 sudah ada 10 kasus pembuangan bayi.
Meski begitu, ada tren penurunan jika dibanding tahun 2018 dimana ada 20 kasus pembuangan bayi.
Menyikapi hal ini, Psikolog Nena Mawar Sari, S.Psi.,Psikolog C.Ht mengungkapkan bahwa kasus ibu yang tega membuang anaknya dapat ditinjau dari berbagai faktor yang saling berkesinambungan.
Faktor paling memengaruhi biasanya ditentukan dari faktor ekonomi.
• Polisi Sebut Fakta Baru Tentang Gadis 16 Tahun yang Ditusuk di Hotel, Cekcok karena Kurang Bayaran
• Herlina Akui Melanggar Hukum di Depan Anaknnya, Hakim Beri Vonis Seperti Ini
• Polisi Akui Hal Ini Terkait Ledakan Granat Asap di Monas
Di mana faktor ini sangat mempengaruhi ketidaksiapan psiklogis sang ibu untuk menjadi orang tua.
Ketidaksiapan mental ini seringnya juga dipengaruhi faktor norma sosial sehingga pelaku merasa malu karena hamil di luar nikah dan memilih membuang bayi yang dianggap menjadi solusi.
Tentunya dalam hal ini juga relatif tergantung posisi pelaku hamil di luar nikah atau hasil hubungan gelap.
Namun, sumber masalah sebenarnya ada pada perilaku seksual pelaku.
Mereka terjebak dalam perilaku seks yang tidak bertanggung jawab, sehingga tidak berpikir jauh saat terjadi kehamilan.
Dari pengamatannya, sebagian remaja masih menganggap seks sebagai hal tabu sehingga dia jarang melakukan konsultasi kepada orang lain.
Ketiga faktor inilah, kata Nena yang bisa menggambarkan kondisi psikologis pelaku, ditambah kondisi wanita saat hamil terdpaat perubahan hormon yang bisa membuat seseorang menjadi lebih sensitif.
Kondisi ini, tentunya menyebabkan stres dan depresi berat sehingga menimbulkan kekacauan berpikir.
"Dalam kondisi seperti itu, wanita hamil jika ditambah masalah pemicu lain seperti pasangan tidak bertanggung jawab, rasa bersalah, aib, dikucilkan keluarga, putus sekolah lebih rentan depresi dan mengambil solusi (membuang bayi) tersebut," katanya kepada Tribun-Bali.com. (*)