Akan Ada Car Free Day Mini untuk Lansia di Jalan Drupadi XVII Denpasar
Ke depan tempat ini akan kami pakai car free day mini. Diperuntukkan untuk orang tua di desa biar tidak jauh ke lapangan
Penulis: Putu Supartika | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Desa Sumerta Kelod merancang pembuatan car free day mini.
Car free day mini ini akan dibuat di Jalan Drupadi XVII Banjar Bengkel, Denpasar.
Pembuatan car free day ini diperuntukkan untuk para lansia agar tak perlu olahraga saat hari Minggu ke Lapangan Puputan Renon.
"Setelah pembuatan taman Palemahan Asri ini, ke depan tempat ini akan kami pakai car free day mini. Diperuntukkan untuk orang tua di desa biar tidak jauh ke lapangan," kata Kepala Desa Sumerta Kelod, I Gusti Ketut Anom Suardana, Kamis (5/12/2019).
Dengan jalan sepanjang 2 kilometer ini, sangat lumayan untuk para lansia.
"Kalau dua kali jalan kan lumayan. Setelah itu nanti mereka akan senam di halaman SMK PGRI 3 Denpasar. Kami sudah koordinasi dengan kepala sekolah dan didukung," katanya.
• Desa Sumerta Kelod Tanam 400 Pohon Pinang di Pinggir Jalan Sepanjang 2 KM
• Promo Semarak Akhir Tahun, Ace Hardware Gatsu Barat Berikan Diskon 50 hingga 70 Persen
Pada Kamis (5/12/2019) pagi Desa Sumerta Kelod juga melaksanakan peresmian kampung hijau Palemahan Asri di Jalan Drupadi XVII, Banjar Bengkel, Sumerta Kelod, Denpasar.
Kampung hijau ini merupakan rintisan desa yang selanjutnya akan dikembangkan pada semua banjar yang ada yakni 10 banjar.
Berbagai jenis pohon ditanam di sepanjang jalan ini.
Adapun panjang taman mencapai 2 km.
Anom Suardana mengatakan, tanaman yang ditanam merupakan tanaman untuk kebutuhan yadnya.
Tanaman tersebut yakni pohon pinang sebanyak 400 pohon.
"Pohon pinang ini merupakan bantuan dari LP Kerobokan," katanya.
Juga ditanam tanaman jempiring, kamboja, puring, serta gemitir.
Untuk pembuatan kampung hijau ini pihaknya juga bekerjasama dengan SMK PGRI 3 Denpasar serta warga sekitar.
Taman mulai digarap sejak dua bulan lalu.
"Ini penggarapannya cukup cepat. Hanya dua bulan yang kami kerjakan secara swadaya dan juga bantuan dari Pemkot Denpasar," katanya.
Dipilihnya lokasi ini dikarenakan dulunya di tempat ini lokasinya agak kumuh, dengan got-got yang kotor.
Selain itu, juga merupakan jalur siswa untuk ke sekolah sehingga bisa menjadi wahana edukasi bagi siswa untuk peduli lingkungan.
"Ya semacam edukasi untuk kaum milenial. Kalau pemeliharaannya kami akan membentuk komunitas peduli palemahan asri," katanya.
Juga ada program Jumat bersih dan Minggu resik. (*)