SEA Games 2019
Jadwal Final Timnas U-23 Indonesia vs Vietnam SEA Games 2019, Pertarungan Sengit & De Javu di Manila
Tanggal 4 Desember 1991, Timnas Indonesia merebut medali emas cabang olah raga sepak bola SEA Games.
Vietnam U-23 vs Indonesia U-23
Deja Vu Emas di Manila
TRIBUN-BALI.COM, MANILA - Tanggal 4 Desember 1991, Timnas Indonesia merebut medali emas cabang olah raga sepak bola SEA Games.
Selang 28 tahun lebih enam hari, skuat Garuda Muda berpeluang menorehkan tinta emas lagi di tanah yang sama: Manila, Filipina.
Inilah saatnya menciptakan deja vu medali emas di Manila!
Jadwal Final Timnas U-23 Indonesia vs Vietnam SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Kota Manila, Selasa (10/12) malam nanti, merupakan laga ulangan babak penyisihan Grup B, 1 Desember lalu.
Kala itu, Garuda Muda tumbang dengan skor 1-2.
Gol Sani Rizki Fauzi di babak pertama dibalas Nguyen Thanh Chung dan Nguyen Hoang Duc pada 45 menit kedua.
Pelatih U-23 Indonesia, Indra Sjafri, memastikan anak asuhnya sudah mengambil pelajaran dari hasil minor tersebut.
Hal itu dibuktikan lewat kemenangan telak 8-0 dan 4-0 atas Brunei Darussalam serta Laos pada dua laga pamungkas penyisihan grup.
Di semifinal, Indonesia membungkam Myanmar dengan skor 4-2 meski lewat babak perpanjangan waktu.
Sedangkan Vietnam juga menembus babak pamungkas.
Di fase empat besar, anak asuh Park Hang-seo itu menumpas Kamboja.
“(Ini) Sudah ditakdirkan Tuhan. Tinggal bagaimana kami berjuang nanti. Takdir baik untuk kami atau untuk Vietnam.
Ada dua pilihan di dunia ini, kami juara atau mereka yang juara.
Niat baik, bismillah usaha yang keras dan doa, dibantu juga (doa) masyarakat di tanah air," kata Coach Indra, Senin (9/12).
Menurut Coach Indra, kesalahan-kesalahan yang terjadi sewaktu bersua Vietnam di fase grup sudah dievaluasi.
“Saya sudah kasih tahu ke anak-anak.
Kami memastikan game plan untuk besok (hari ini, red), lalu kedua memastikan 11 pemain yang akan diturunkan," ujar Indra yang mengaku sudah menyiapkan algojo bila laga harus diakhiri dengan adu tendangan penalti.
Ketika ditanya apakah skuat Garuda Muda mengalami tekanan, Indra berharap hal itu terhindarkan.
Apalagi menurutnya ini bukan laga yang menentukan hidup mati seluruh anggota tim.
“Tidak ada, ya kecil lah (tekanan jelang lawan Vietnam).
Kalau sampai stres itu orang yang hampir meninggal dunia mengalami sakratulmaut. Ini hanya final SEA Games, kenapa harus stres," tegasnya.
"Ini adalah pertandingan yang kami tunggu, dan sebelum kami lolos di fase grup, saya sudah bikin statement setelah kalah dari Vietnam, 'Saya tunggu Vietnam di final'.
Dan akhirnya ketemu lagi di final.
Pertandingan ini adalah pertandingan yang menarik, saya harap Indonesia menjadi pemenangnya," sambung pelatih yang sudah memberi Timnas Indonesia trofi Piala AFF U-19 (2013) dan Piala AFF U-22 (2019).
Pemain Fit
Harapan Indra ditunjang keleluasaan dalam memilih pemain.
Dua pemainnya yang mengalami cedera di babak semifinal, Firza Andika dan Egy Maulana Vikri, dipastikan fit 100 persen.
Firza sempat kembali bermasalah di engkel kaki kiri. Sedangkan Egy mengalami memar di kaki kanan.
Egy bahkan harus ditandu keluar lapangan karena tak sanggup berdiri.
"Alhamdulillah semua pemain, 20 pemain semua siap. Enggak ada yang enggak fit," ujar pelatih berumur 56 tahun itu.
Kemarin pagi, ke-20 pemain berlatih seperti biasanya di Stadion Rizal Memorial.
Mereka sudah bergegas ke lapangan dari hotel sekitar pukul 5.45 waktu setempat.
Sesi latihan dimulai pukul 6.30, diawali pemanasan, mengumpan, dan kontrol bola.
Optimisme serupa juga dimiliki Park Hang-seo.
Apalagi Park Hang-seo ingin meniru keberhasilan timnas putri Vietnam yang meraih medali emas setelah mengalahkan Thailand 1-0, Minggu (8/12) lalu.
“Saya kemarin menyaksikan pertandingan itu (timnas putri Vietnam vs Thailand).
Saya bangga melihat mereka meraih emas dan saya ucapkan selamat kepada pemain dan pelatih," kata Park Hang-seo dalam konferensi pers, Senin (9/12).
"Mereka menunjukkan semangat orang Vietnam.
Saya punya mimpi, akhir tahun ini kami akan pulang ke Vietnam sebagai juara sepak bola putra dan putri SEA Games 2019," sambungnya.
Meski begitu, Park Hang-seo tetap mewaspadai Indonesia yang menurutnya punya kelebihan soal kecepatan.
Park Hang-seo menilai partai final nanti akan berjalan ketat karena Indonesia dan Vietnam adalah dua tim terbaik dalam SEA Games 2019.
Bila ukurannya semangat juang, lanjut Park Hang-seo, Vietnam tak kalah dari Indonesia.
Pasalnya mereka belum pernah mendapat medali emas sepanjang sejarah SEA Games.
Pada tahun 1959, Vietnam memang memperoleh medali emas tapi kala itu masih bernama Vietnam Selatan.
Setelah menjadi Vietnam, total sudah lima kali tim berjulukan The Golden Stars itu mencapai babak pamungkas.
Hasilnya? Vietnam hanya sanggup menjadi runner up setelah kalah empat kali dari Thailand dan sekali dari Malaysia.
"Laga final ini akan ketat dan menguras tenaga serta fisik. Saya meminta pemain untuk kuat dan berani beradu fisik.
Indonesia tim bagus, tetapi pasti punya titik lemah. Saya sudah minta ke pemain agar mereka tak takut menghadapi siapapun," ujarnya.
Vietnam melenggang ke final dengan catatan belum pernah kalah.
Dari enam laga, Vietnam mengantongi lima kemenangan dan sekali hasil imbang.
The Golden Stars mengandalkan ball possesion dan berbahaya saat set pieces bola-bola mati.
Sementara Garuda Muda mengandalkan kecepatan trio Saddil Ramdhani, Osvaldo Haay, dan Egy Maulana.
Osvaldo yang jadi goal getter Timnas Indonesia akan beradu tajam dengan striker andalan Vietnam, Ha Duc Chinh.
Keduanya sama-sama menjadi top skor dengan torehan delapan gol. (tribunnetwork/amj/eko/m21)