Penjelasan Polisi dan Situasi Terkini Pasca Duel Maut Wayan Ana vs 100 Warga di Mesuji

Kapolres Mesuji, AKBP Alim mengatakan, situasi saat ini sudah kondusif pasca duel maut Wayan Ana dengan 100 warga di Mesuji.

Editor: Rizki Laelani
TRIBUN SUMSEL
ILUSTRASI PENGEROYOKAN - 

Penjelasan Polisi dan Situasi Terkini Pasca Duel Maut Wayan Ana vs 100 Warga di Mesuji

TRIBUN-BALI.COM - Kapolres Mesuji, AKBP Alim mengatakan, situasi saat ini sudah kondusif pasca duel maut Wayan Ana dengan 100 warga di Mesuji.

"Anggota sudah berada di TKP dan korban sudah dievakuasi. Penyebab terjadinya kejadian itu masih kami dalami. Kami imbau kepada seluruh warga Register 45 untuk bersama menahan diri," ucap Kapolres.

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, sempat ada mediasi selama 3 hari, untuk mendinginkan situasi dan kondisi di Register 45 Mesuji.

"Jadi oleh WA ini mengklaim salah satu lahan milik warga kelompok Karya Tani," ujarnya, Selasa 24 Desember 2019.

Sebelumnya, kata Zahwani Pandra Arsyad, permasalahan ini diselesaikan melalui musyawarah antara warga Karya Tani dengan Wayan Ana terkait klaim lahan garapan, pada Sabtu 21 Desember 2019.

"WA ini membuat keresahan sehingga ada kesalahpahan sehingga ketua kelompok tani Ketut Sukate memfasilitasi permasalahan ini dan dalam 15 hari mau diselesaikan, ibaratnya pendekatan," sebutnya.

Akan tetapi lanjut Pandra, pada Senin 23 Desember 2019 Wayan Ana berulah dengan melakukan penyetopan pembajakan lahan dengan mengklaim lahan fasum seluas 2,5 hektare yang terletak di belakang kediamannya dan di sebelah Masjid Karya Tani KHP Reg 45 SBM, merupakan miliknya.

"Karena salah paham ini terjadi keributan, hanya dengan WA, gak ada bentrok dan hanya selisih paham saja, sehingga korban luka-luka," tandasnya.

Melawan amukan massa, Wayan Ana dapat hadiah sabetan benda tajam.

Informasi yang dihimpun masyarakat yang tergabung dalam kelompok karya Tani berusaha mengusir Wayan Ana sekitar pukul 8.20 WIB, Selasa (24/12/2019).

Massa diperkirakan berjumlah 100 orang dengan mengendarai sepeda motor dan membawa senjata tajam serta kayu.

Sebelum massa datang, ketua kelompok tani Ketut Sukarte sudah mengingatkan Wayan Ana jika massa akan datang.

Namun Wayan Ana tidak menggubrisnya bahkan berusaha melawan.

Atas perlawanan tersebut, warga tersulut emosinya dan mengejar Wayan Ana.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved