Film “Nyanyian Akar Rumput” tentang Kisah Keluarga Wiji Thukul Tayang di Bioskop 16 Januari 2020
Film “Nyanyian Akar Rumput” tentang Kisah Keluarga Wiji Thukul Tayang di Bioskop 16 Januari 2020
Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
Film “Nyanyian Akar Rumput” tentang Kisah Keluarga Wiji Thukul Tayang di Bioskop 16 Januari 2020
TRIBUN-BALI.COM – "...Apabila usul ditolak tanpa ditimbang / Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan / Dituduh subversif dan mengganggu keamanan Maka hanya ada satu kata: lawan!..." (Wiji Thukul dalam puisi "Peringatan")
FILM Nyanyian Akar Rumput yang mengangkat kisah tentang keluarga Wiji Thukul bakal tayang di bioskop mulai 16 Januari 2020 mendatang.
Wiji Thukul adalah penyair dan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang menghilang, atau dihilangkan, akibat aktivitas politiknya yang kerap mengkritik rezim Orde Baru.
Sebagaimana diketahui, PRD menjadi kambing hitam atas peristiwa 27 Juli 1996.
Akibatnya, pengurus partai, termasuk Wiji Thukul, kemudian diburu aparat.
Film Nyanyian Akar Rumput disutradarai Yuda Kurniawan berkisah tentang keluarga yang ditinggalkan Wiji Thukul saat dia terpaksa meninggalkan Solo karena diburu rezim Orde Baru pada pertengahan 1996.
Film ini telah meraih gelar bergengsi dengan menyabet Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 2018 untuk kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik.
Untuk diketahui, FFI adalah ajang apresiasi tertinggi dalam dunia perfilman di Indonesia yang diadakan tiap tahun.
Dikutup dari laman cinepolis.co.id, Nyanyian Akar Rumput dibuat selama empat tahun, mulai dari tahun 2014 hingga 2018.
Dalam penggarapannya, tim film mengikuti Fajar Merah (21) putra Wiji Thukul.
Bersama band Merah Bercerita yang dibentuknya sejak tahun 2010 dan didukung oleh keluarganya, Fajar Merah mencoba menghidupkan kembali puisi-puisi ayahnya itu menjadi nyanyian dan merangkumnya dalam sebuah album.
Sang sutradara, Yuda Kurniawan, dalam salah satu unggahan di akun instagramnya mengatakan penggarapan film ini dilakukan sebagai sikap menolak lupa.
"Bahwa penantian yang tidak pasti keluarga Wiji Thukul adalah bagian kecil dari kisah keluarga korban kejahatan HAM Orde Baru. Meskipun reformasi sudah bergulir selama 21 tahun, hingga kini kasus penghilangan paksa Wiji Thukul dan aktivis 1997-1998 belum ada kemajuan dalam penuntasan," tulis Yuda Kurniawan dalam postingan tersebut. (*)