Konflik Iran Vs Amerika Dan Potensi Perang Dunia Ketiga
Banyak hal bisa terjadi. Salah satunya hal itu bisa memicu Korea Utara bangkit.
TRIBUN-BALI.COM - Jenderal top Iran, Qasem Soleimani terbunuh pada Jumat (3/1/2020) lalu dalam sebuah serangan rudal AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak.
Hal itu menjadi pemicu Iran untuk melakukan aksi balas dendam.
Sebagai gantinya, Iran menghujani markas pasukan AS dan sekutunya di Irak dengan "puluhan rudal" pada Selasa (7/1/2020) pukul 17.30 waktu AS.
• Presiden Donald Trump Undur Diri dari Peluang Perang Amerika Serikat Vs Iran
Menanggapi hal itu, analis militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menganggap tindakan Amerika yang menewaskan Qasem Soleimani merupakan kesalahan fatal.
Pasalnya, selain diketahui sebagai pemimpin pasukan elit dari Pasukan Penjaga Revolusi Quds, Soleimani bukan saja kunci tetapi juga inspirasi bagi negara-negara sekutu Iran di sejumlah wilayah.
Tidak hanya itu saja, pengaruh Soleimani dicetak pada berbagai milisi Syiah yang bertempur dengan pasukan AS.
"Kalau menurut saya Amerika melakukan kesalahan berat, yaitu terlalu cepat bertindak dengan menghajar simbol sangat karismatiknya Iran," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/1/2020).
Dan seperti yang sudah diprediksi, Iran imbuhnya tidak mungkin menyerang Amerika secara langsung.
Mereka akan mempertimbangkan kekuatan dirinya.
Hal-hal yang mungkin dilakukan Iran adalah menyerang basis-basis Amerika terdekat dengan Iran.
Dan inilah yang sekarang terjadi.
Saat disinggung terkait penyerangan pangkalan minyak AS, menurutnya minim terjadi karena disebutnya sebagai upaya bunuh diri dan justru memicu resesi dunia.
Karenanya, Connie menjelaskan seharusnya Trump bisa menahan diri untuk tidak meluluhlantahkkan Iran.
Banyak hal bisa terjadi.
Salah satunya hal itu bisa memicu Korea Utara bangkit.