Imlek 2020
Tradisi Unik Penuh Makna yang Dijalankan Saat Imlek, Bagi-bagi Angpoa hingga Melepas Burung Pipit
Perayakan Tahun Baru sangat kental dengan nuansa tradisi. Setiap tradisi yang dijalankan pun memiliki keunikan dan makna tersendiri.
Penulis: Meika Pestaria Tumanggor | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM – Tanggal 25 Januari 2020 mendatang masyarakat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek 2571.
Perayakan Tahun Baru sangat kental dengan nuansa tradisi.
Setiap tradisi yang dijalankan pun memiliki keunikan dan makna tersendiri.
Apa saja tradisi unik pada Tahun Baru Imlek?
Dilansir dari TribunStyle.com dan Kompas.com, berikut beberapa tradisi unik saat perayaan Tahun Baru Imlek.
1. Serba warna merah dan emas
Warna merah menjadi ciri khas dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek.
Saat perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa biasanya menghias rumah, menggunakan pakaian dan aksesoris berwarna merah.
Warna merah melambangkan sesuatu yang kuat, sejahtera, dan membawa keberuntungan.
Warna merah juga dipercaya dapat mengusir Nian atau sejenis makhluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung yang keluar saat musim semi atau saat tahun baru Imlek.
Sedangkan warna emas atau kuning dianggap sebagai warna paling indah.
Sebab kuning menghasilkan Yin dan Yang menurut pepatah kuno Tiongkok.
Warna kuning memiliki arti sebagai pusat dari segala hal.
2. Pagelaran Liong dan Barongsai
Perayaan Tahun Baru Imlek tidak lepas dengan adanya pagelaran Liong dan Barongsai.
Dalam kepercayaan orang Cina, Liong (naga) dan Barongsai merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan.
Tarian naga dan singa ini dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan serta salah satu cara mengusir roh-roh jahat yang akan mengganggu manusia.
3. Tradisi makan Yu Sheng
Tradisi Yu Sheng dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Imlek yang berhubungan dengan hidangan khusus di pergantian tahun.
Sesuai adat, menu ini wajib dihadirkan dan disantap dengan iringan doa syukur atas rezeki yang telah diberikan.
Doa pengiring Yu Sheng bertujuan agar keluarga yang menyantap Yu Sheng mendapat rezeki yang lebih baik di tahun yang baru.
4. Angpao
Bagi-bagi angpao menjadi momen yang paling ditunggu saat perayaan Imlek.
Tradisi bagi-bagi angpao ini merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah berkeluarga memberikan rezeki kepada anak-anak dan orang tuanya.
Dalam kepercayaan Topnghoa, uang di dalam angpao yang akan dibagikan tidak boleh diisi dengan mengandung angka 4 di dalamnya.
Karena angka 4 dianggap membawa sial.
Selain itu, jumlah uang yang diberikan juga tidak boleh ganjil karena berhubungan dengan pemakaman.
Bagi-bagi angpao dipercaya dapat memperlancar rejeki di kemudian hari.
5. Kembang Api
Dalam perayaan Tahun Baru Imlek juga identik dengan adanya petasan atau kembang api.
Selain untuk memeriahkan perayaan, menurut kepercayaan Tionghoa, membakar petasan dan kembang api tepat di hari raya Imlek wajib dilakukan untuk mengusir nasib-nasib buruk di tahun sebelumnya dan mengharapkan tahun yang lebih baik kedepannya.
6. Membersihkan rumah
Menjelang Imlek, masyarakat Tionghoa biasanya melakukan tradisi bersih-bersih rumah.
Dalam kepercayaannya, membersihkan rumah berarti membuang segala keburukan yang menghalangi datangnya keberuntungan.
Mereka juga percaya jika membersihkan rumah pada saat Imlek akan membuang keberuntungan di tahun tersebut.
Untuk itu masyarakat Tionghoa biasanya melakukan bersih-bersih satu hari menjelang Imlek.
7. Mengunjungi sanak keluarga
Perayaan Tahun Baru Imlek biasanya untuk mengunjungi sanak keluarga.
Hal itu dilakukan masyarakat Tionghoa untuk mempererat tali persaudaraan.
Untuk itu, banyak warga Tionghoa yang pulang ke kampung halamannya untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama.
8. Sembahyang Imlek
Sembahyang Imlek sendiri sebenarnya merupakan suatu bentuk syukur, sekaligus doa dan harapan agar di tahun yang baru keluarga mendapatkan rezeki dan kesehatan.
Selain itu, sembahyang Imlek juga ditujukan untuk mengingat para leluhur bersama dengan keluarga besar.
9. Mempersiapkan makanan
Saat Hari Raya Imlek, kue keranjang dan jeruk merupakan makanan yang wajib disediakan.
Tak hanya itu, beberapa orang juga menyiapkan makanan keberuntungan seperti mie dengan cara tidak dipotong karena dianggap melambangkan umur panjang, sedangkan telur pitan melambangkan panjang umur.
Di sisi lain, makanan seperti bubur biasanya dihindari karena bagi masyarakat Tionghoa bubur melambangkan kemiskinan.
10. Melepas burung pipit
Makna tradisi Fang Sheng atau menerbangkan burung pipit dilakukan masyarakat Tionghoa agar memperoleh karma baik.
Melepas burung juga menjadi sebuah simbol menjalin hidup berkesinambungan dengan alam. Jumlah burung yang dilepaskan pun tidak sembarangan.
Ada perhitungan tersendiri yang dipercaya oleh masyarakat Tionghoa.
Jumlah burung yang dilepaskan yakni sebanyak usia kita ditambah 1.