Meski Kunjungan Wisman China Jarang, Jembrana Tetap Imbau Kewaspadaan Virus Corona

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Kunjungan Wisatawan China ke Bali beberapa tahun terakhir ini mendominasi, menyusul wisatawan dari Australia.

Atas hal ini, Bali pun mulai melakukan proteksi dini untuk mencegah penyebaran virus.

Terutama di Jembrana, Dinas Pariwisata Jembrana dan PHRI Jembrana melakukan sosialisasi terhadap bahaya virus Corona.

Kadis Pariwsata dan Kebudayaan, I Nengah Alit mengatakan, meskipun turis China sangat jarang mengunjungi pariwisata Jembrana, pihaknya tetap melakukan sosialisasi terkait bahaya virus tersebut.

• Eks Intelijen Israel Ungkap Virus Corona Berkaitan dengan Hasil Pengembangan Senjata Biologi China

• Jaga Situasi Kamtibmas, Ini yang Dilakukan Polres Badung

• Merasa Rumah Selalu Berantakan? Coba Terapkan Trik Ini

Hal ini juga mengacu pada SK Gubernur Bali tentang sosialisasi atau imbauan kewaspadaan virus mematikan asal Wuhan China tersebut.

Pihaknya dengan PHRI Jembrana sudah melakukan sosialisasi dan proteksi dini.

"Kalau China memang jarang berkunjung ke sini. Meski begitu, kita tetap lakukan imbauan. Kita kan punya grup (whatsapp) dengan PHRI. Dari situ kita sosialisasikan," ucapnya Minggu (26/1/2019) melalui selulernya kepada Tribun-Bali.com.

Alit menuturkan, wisatawan Jembrana ini lebih didominasi oleh turis asal Eropa, Australia dan Jepang.

Dan tujuan para turis ini ialah untuk science (penelitian) di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana.

Di Perancak ada satu tempat konservasi, dimana disitu sering dilakukan penelitian oleh para wisatawan.

"Rata-rata wisatawan atau turis yang hendak melakukan penelitian. Ya adanya di Perancak. Paling banyak juga di Medewi para turis Australia," bebernya.

Ketua PHRI Jembrana, Nyoman Suantaya mengatakan bahwa memang posisi Jembrana kurang begitu memikat.

Tapi, untuk penanganan kasus Virus Corona ini pihaknya sudah mengintruksikan kepada pihak hotel dan home stay untuk lebih waspada.

Meskipun, untuk kunjungan wisatawan China tidak mendominasi Jembrana.

"Tetap kita sosialisasikan untuk mencegah segala kemungkinan," jelasnya. (*).