Diskusi Sastra di Kalangan Angsoka, Mengelola Akal Sehat Dengan Tips 5R
Diskusi Sastra di Kalangan Angsoka, Mengelola Akal Sehat Dengan Tips 5R
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Kadek Rika Riyanti
TRIBUN-BALI, DENPASAR - Kegiatan Bulan Bahasa Bali 2020 menghadirkan diskusi sastra yang bertema 'Citta Wredhi Niroda: Mengelola Akal Sehat' di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Provinsi Bali, Senin (3/2/2020).
Diskusi ini menghadirkan dua narasumber yaitu dosen UNHI Denpasar, IK Satria dan dosen IHDN Denpasar I Made Adi Surya Pradnya.
Selain itu dihadiri juga oleh siswa SMP Negeri 2 Denpasar, mahasiswa IHDN Denpasar, UNHI Denpasar, dan STAHN Mpu Kuturan Singaraja.
Menariknya, bicara mengenai filosofi Hindu, Surya Pradnya mencetuskan tips 5R dalam mengelola akal sehat.
• Meski Berhasil Tampil Baik, Pemain Bali United Kadek Agung Sebut Akan Perbaiki Kekurangan
• Jalan Utama di Bangli Tak Kunjung Dapat Perbaikan, Ratih: Mau Antar Anak Sekolah Harus Merayap
• Ramalan Zodiak Cinta 4 Februari, Aquarius Pikat Hati Pasanganmu Kembali, Aries Hindari Pertengkaran
5R ia temukan berawal dari pemikiran bahwa masyarakat Bali memerlukan sebuah inovasi baru sehingga masyarakat tahu dan paham bagaimana tatwa (filosofi) sebenarnya, yaitu dengan mengolah akal sehat melalui pikiran dan emosi yang tenang.
“Saya terus berpikir (mengenai inovasi) yang dapat diterima oleh anak muda. Saya kumpulkan bahan seperti upanisad-upanisad, tatwa-tatwa Bali dan sebagainya yang kemudian saya rangkum, memperoleh sari-sari, lalu terciptalah 5R itu,” katanya.
Surya mengatakan 5R adalah Remove, Reinstall, Refresh, Reatret, dan Restart.
Ia menjelaskan Remove berarti menghapus pikiran-pikiran serta emosi negatif.
Reinstall berarti menempatkan pikiran masa lalu jauh ke belakang, sehingga dengan reinstall memiliki pikiran-pikiran yang baru, emosi yang lebih positif, dan memiliki kesadaran diri.
Refresh, seperti komputer, manusia juga perlu direfresh sehingga pikiran dapat tetap stabil.
Reatret (Tapa) berarti melakukan tapa.
Dalam upacara Hindu, hampir semua melakukan Tapa, mulai dari Nyepi, Siwaratri, semua itu adalah Bratha.
Restart, memulai untuk membuka pikiran ke hal baru.
Setiap orang selalu memiliki pikiran positif yang baru.
“Everyday kita restart pikiran kita. Maka dari itu perlu meditasi. Restart itu meditasi. Bisa melakukannya sebelum dan sesudah bangun tidur. Ketika kita bangun pikiran dan emosi kita bagus selama 24 jam,” ujarnya
Menurut Surya, pada era global dimana informasi mudah disebarkan melalui media sosial, dengan terus melatih 5R ini, seseorang akan lebih mudah memiliki pemikiran yang bijaksana.
“Maka dari itu, apabila kita terus mempraktekkan 5R ini kita bisa menjadi wise man. Orang yang wise man itu tahu mana yang baik dan buruk. Contohnya ketika ada pujian dia biasa saja, ketika dia sakit, biasa saja. Karena pikiran adalah kawanmu ketika bisa menaklukkan, dan akan menjadi musuhmu bila tidak bisa menaklukkan,” jelasnya.
Senada dengan Surya Pradnya, narasumber lainnya, IK Satria mengungkapkan bahwa mengelola akal sehat itu dengan cara beragama dari diri sendiri dan menepis gengsi.
“Setiap orang sekarang berpikir bahwa beragama itu adalah untuk semua. Itu betul, tapi pertama untuk diri-sendiri. Jadi kalau untuk diri-sendiri tidak nyaman, bagaimana kita bisa mendapatkan kedamaian.”
“Beragama kan untuk kedamaian. Jadi kalau sekarang masyarakat harus berdana punia sekian, kan tidak ada rasa tulus ikhlas. Di situlah peran mengelola akal sehat,”lanjutnya
Baik Surya maupun Satria mengaku kaget ketika mengetahui peserta yang hadir merupakan siswa-siswi SMP.
Mereka mengatakan tidak tahu-menahu mengenai peserta yang hadir sebelumnya dan menduga peserta merupakan golongan dewasa.
Akan tetapi kedua narasumber itu menyatakan kelegaannya karena seluruh peserta dapat mengikuti dan merespon diskusi dengan baik. (*)