Demi Rayakan Cap Go Meh 61 WN China Tinggalkan Bali & Balik ke Wuhan, Cok Ace Ungkap Fakta Ini
Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai melepas penerbangan pesawat charter yang menjemput penumpang warga negara China yang masih berada di Bali
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
Demi Rayakan Cap Go Meh 61 WN China Tinggalkan Bali & Balik ke Wuhan, Cok Ace Ungkap Fakta Ini
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai melepas penerbangan pesawat charter yang menjemput penumpang warga negara China yang masih berada di Bali, Sabtu (8/2).
Menggunakan pesawat milik maskapai penerbangan China Eastern, sebanyak 61 WN China, dengan rincian 49 penumpang dewasa dan 12 anak-anak, diberangkatkan kembali menuju Kota Wuhan, Provinsi Hubei –yang menjadi pusat penyebaran virus Corona.
Awalnya, direncanakan 72 WN China yang akan meninggalkan Bali pada penerbangan khusus ini.
Namun yang jadi dipulangkan hanya 61 orang. Sisanya, 11 orang batal pulang dan memilih tetap tinggal di Bali.
“Pemulangan sejumlah 61 warga negara China yang masih berada di Bali ini merupakan inisiasi dari Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok.
Penumpang yang diberangkatkan semua dalam kondisi sehat saat berada di Bali, dan sebelum menaiki pesawat, telah dilakukan pemeriksaan dan pengecekan suhu tubuh oleh petugas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan).
Mereka merupakan warga yang tinggal di wilayah Provinsi Hubei,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Herry AY Sikado, kemarin.
Menurut Konsulat Jenderal RRT, pemulangan WN China yang dilaksanakan kemarin dikarenakan supaya mereka bisa merayakan hari raya Cap Go Meh di negara sendiri.
Dari pihak Imigrasi juga menyatakan bahwa dari 61 penumpang tidak ada yang berstatus overstay.
Penerbangan menuju Kota Wuhan tersebut take off pada pukul 14.11 Wita.
Sebelumnya tiba di Bali pada pukul 12.20 Wita menggunakan nomor penerbangan MU700.
Pesawat China Eastern mendarat di Bandara Ngurah Rai setelah berangkat dari Kota Guangzhou, China, tanpa mengangkut penumpang (ferry flight).
Selain awak kabin, pesawat narrow body tipe Boeing 737-800 tersebut juga turut mengangkut tim medis dari China.
Selama pesawat berada di area sisi udara Bandara Ngurah Rai, pilot, awak kabin, serta tim medis tidak diperkenankan untuk turun dari pesawat.
Setelah pesawat berhenti sempurna di parking stand, petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) langsung melakukan proses disinfeksi terhadap cockpit crew, awak kabin, bagasi kabin, bagian dalam pesawat, serta muatan kargo di dalam badan pesawat selama 20 menit.
Selama proses disinfeksi, sebanyak 6 orang petugas dari KKP dan petugas dari ground handling yang memasuki pesawat mengenakan pakaian proteksi dan pelindung diri sesuai standar yang ditetapkan.
Sebelum menaiki pesawat, para penumpang turut diperiksa oleh tim medis yang ikut serta dalam penerbangan penjemputan ini.
Pemeriksaan tersebut dilakukan di tangga pesawat, tepat sebelum para penumpang masuk ke dalam badan pesawat.
Hal ini merupakan instruksi dari Kementerian Pertahanan dan dari Kementerian Kesehatan, seperti halnya apa yang dilakukan pada proses pemulangan WNI dari China yang kemudian ditempatkan sementara di Kepulauan Natuna.
“Hal ini demi alasan antisipasi terhadap potensi risiko penyebaran virus Corona. Selain itu, hal tersebut juga sesuai dengan Permenkumham No. 3 Tahun 2020,” ujar Herry.
Tidak Ada Demam
Sementara itu, dalam konferensi persnya Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Elfi Amir, menyatakan seluruh proses telah dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Sesuai dengan SOP yang berlaku, serta permintaan dari pihak RRC, dokter dari RRC melakukan pemeriksaan kembali.
Pemeriksaan dilakukan dengan pakaian steril di tangga pesawat, jadi bukan di apron,” ujar Elfi.
Sedangkan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, dr. Lucky M. Tjahjono, menyatakan sebanyak 61 penumpang berada dalam kondisi sehat.
“Clear untuk 61 penumpang. Tidak ada demam. Dan sesuai dengan pemeriksaan dari tim medis dari China, dinyatakan laik terbang.
Prinsipnya adalah laik terbang. Kru kabin dan pilot menggunakan pakaian steril. Semua sudah sesuai dengan SOP,” ucap dr. Lucky.
Pihak PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali sendiri mendukung penuh dalam proses pemulangan WN Cina yang masih berada di Bali tersebut.
Selama proses pemulangan, sejumlah infrastruktur AP 1 telah menyiapkan khusus untuk melayani penumpang tujuan Wuhan tersebut.
Untuk proses check-in telah disiapkan counter khusus yang berada di Island D Terminal Keberangkatan Internasional.
“Isolated parking stand khusus juga telah kami siapkan di area apron selatan untuk menampung pesawat yang akan menjemput, yaitu di parking stand nomor 54. Area ini telah kami kosongkan, demi kelancaran proses pemulangan,” jelasnya.
Dari pihak ground handling juga telah mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari petugas yang membantu dalam menemani para penumpang check-in hingga ke ruang tunggu keberangkatan, serta dalam penyediaan apron passenger bus yang mengangkut penumpang dari terminal keberangkatan menuju pesawat yang terparkir.
“Intinya, semua instansi yang terkait saling bersinergi dan berkoordinasi demi kelancaran proses pemulangan penumpang warga negara China ini,” tandas Herry.
Sebelumnya, pada Rabu (5/2) dini hari lalu, Bandara Ngurah Rai telah melepas penerbangan reguler terkahir dengan rute tujuan China daratan.
Penerbangan dari maskapai China Southern CZ626 dengan tujuan Guangzhou yang mengangkut 127 penumpang tersebut menjadi penerbangan terakhir dari Bali menuju wilayah China daratan hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian sebagai dampak virus Corona.
Masih Ada 3.000 Orang
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Ardhana Sukawati atau Cok Ace sempat mengantar dan menemui WN China di Bandara Ngurah Rai.
Cok Ace meninggalkan bandara pukul 12.30 Wita, atau satu setengah jam sebelum WN China naik pesawat.
"Saya sempat mengantar dan ngobrol-ngobrol dengan mereka (WN China) di bandara," ujar Cok Ace kepada Tribun Bali, kemarin.
Menurut Cok Ace, 11 WN China yang batal pulang ke China karena merasa lebih nyaman di Bali.
Ke-11 orang ini masih memungkinkan secara administratif tinggal di Bali sehingga tidak ada persoalan.
Sementara itu, jika ditotal, saat ini ternyata masih ada 3.000 WN China yang ada di Bali.
Cok Ace mengungkap ternyata banyak WN China yang tidak tahu bahwa hari ini mereka diberikan fasilitas pulang ke negara mereka.
"Dari 3.000 itu, sebetulnya ada dua tipe, ada yang memang ingin pulang tapi tidak tahu jadwal, dan ada yang memang masih ingin tinggal di Bali," kata panglingsir Puri Ubud ini.
Bagi WN China yang memang masih ingin tinggal lebih lama di Bali, sepanjang memenuhi persyaratan, seperti visa dan administrasi lainnya, maka tidak akan ada masalah.
Kemudian, jika memang ada WN China yang ingin cepat pulang ke negaranta, sepanjang jumlahnya memungkinkan untuk dipulangkan, maka pemerintah bakal memfasilitasi kepulangan tersebut melalui pesawat reguler dengan penjemputan khusus.
Saat ini, kata Cok Ace, pemerintah masih tetap memperketat penjagaan di pintu-pintu masuk kedatangan warga negara asing khususnya China ke Bali.
Di Bandara Ngurah Rai misalnya, telah dipasang termo scanner, dan telah disediakan klinik khusus
"Jadi siapapun yang suhu badannya di atas 38 derajat celcius, mereka akan diperiksa di klinik yang ada di airport, bila perlu penanganan lebih lanjut, mereka akan dirujuk ke RS Sanglah, atau ke RSUD Gianyar, atau ke Tabanan," ujar Cok Ace.
Dikatakan, saat ini belum ada satupun yang positif Corona di Bali.
"Astungkara 18 orang yang sebelumnya diperkirakan karena suhu badan dan sebagainya, setelah melewati pemeriksaan yang cukup detail, dikirim darahnya ternyata tidak ada terindikasi," pungkasnya. (zae/win)