Diterjang Banjir Bandang dan Lahar, Padma Pesimpangan Ida Bhatara di Tengah Sungai Taksu Tetap Kokoh
Bangunan yang terbuat dari batu tabas itu nampak kokoh, kondisi pelinggih pun masih bagus, meski pulhan kali diterjang banjir bandang dan lahar
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
Diterjang Banjir Bandang dan Lahar, Padma Pesimpangan Ida Bhatara di Tengah Sungai Taksu Tetap Kokoh
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Di tengah alur Sungai Taksu di Banjar Nangka, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Bali, berdiri sebuah pelinggih.
Orang sekitar menamai Padma Pesimpangan Ida Bhatara Ring Pura Candi Gunung Agung.
Bangunan yang terbuat dari batu tabas itu nampak kokoh.
Kondisi pelinggih pun masih bagus.
Pelinggih Pesimpangan Ida Bhatara Ring Pura Candi Gunung Agung lokasinya di tengah alur sungai.
Dikelilingi bebatuan besar dan pasir yang terbawa lahar hujan beberapa tahun lalu, setelah terjadi erupsi Gunung Agung.
Bagian bawahnya terdapat senderan rusak lantaran diterjang banjir bandang dan lahar beberapa kali.
Jarak Padma Pesimpangan Ida Bhatara Ring Pura Candi Gunung Agung dengan Gunung Agung sekitar tiga kilometer dari lereng.
Sedangkan dari Kota Amlapura ke Padma Pesimpangan Ida Bhatata Ring Pura Candi Gunung Aguung jaraknya sekitar 15 kilometer, bisa diekses dengan kendaraan roda dua dan empat.
Sekretaris Pecalang Desa Adat Nangka, Made Junita menjelaskan, Padma Pesimpangn Ida Batara Ring Pura Candi Gunung Agung sudah ada sejak zaman dulu.
Sebelumnya Padma Pesimpangan berbentuk batu, dan dibangunkan pelinggih sekitar tahun 2004 sesuai kesepakatan pengurus Desa Adat Nangka, Bebandem.
"Padma Pesimpangan Ida Bhatara Ring Pura Candi Gunung Agung sangat disakralkan krama adat, dan yang melintas di sekitar aliran sungai. Warga yang melintas biasanya melakukan persembahyangan, mohon diberikan keselamatan," ungkap Junita, Rabu (12/2/2020).
Ditambahkan, Padma Pesimpangan Ida Bhatara tetap berdiri kokoh walau diterjang lahar hujan dan banjir bandang hingga puluhan kali.
Pelinggih tidak hanyut terbawa arus sungai.