9 Fakta tentang Hari Raya Galungan, Dirayakan Sejak 882 Masehi dan Tidak Hanya di Bali

Sebelum menyaksikan secara langsung perayaan Hari Raya Galungan di Bali, berikut 9 fakta Hari Raya Galungan.

Tribun Bali/Rizal Fanany
Warga di kawasan Banjar Jambe, Desa Kerobokan, Kuta Utara, mulai memasang penjor menjelang Galungan, Selasa (25/12/2018). 

7. Hari Raya Galungan di India

Hari Raya Galungan tidak hanya dirayakan umat Hindu di Bali.

Meskipun begitu, umat Hindu di India juga melakukan perayaan ini yang disebut dengan Deepawali atau Festival Cahaya.

Seperti namanya, pada perayaan Festival Cahaya akan dinyalakan banyak lampu sebagai ungkapan harapan manusia di Bumi.

8. Hari Raya Galungan di Tengger

Hari Raya Galungan juga dirayakan oleh masyarakat Tengger di lereng Gunung Bromo, Jawa Timur.

Pada saat Hari Raya Galungan, masyarakat Tengger akan merias rumah dan bersembahyang di pura.

Sama halnya dengan umat Hindu di Bali, masyarakat Tengger juga akan bergotong-royong membuat penjor.

Biasanya penjor akan dipasang di depan rumah dan pura.

9. Dirayakan sejak 882 Masehi

Tidak diketahui secara pasti kapan Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan.

Namun, menurut lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan dirayakan pertama kali pada hari Purnama Kapat, Budda Kliwon Dungulan, tahun Saka 804 atau sekitar 882 Masehi. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun Travel dengan judul "10 Fakta Hari Raya Galungan, Ternyata Tak Cuma Dirayakan Umat Hindu di Bali"

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved