Sang Bakasura, Ogoh-ogoh Membelah Diri dari STT Perabhu Sumerta Kauh, Gunakan 30 Kg Kulit Telur
Sang Bakasura, Ogoh-ogoh Membelah Diri dari STT Perabhu Sumerta Kauh, Gunakan 30 Kg Kulit Telur
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Krisna yang merupakan awatara kedelapan dari Dewa Wisnu bertarung melawan seorang raksasa bernama Sang Bakasura.
Dalam pertempuran tersebut Bakasura berhasil menelan Krisna.
Namun beberapa saat kemudian, tubuh Bakasura malah terbelah dan dari tubuhnya yang terbelah keluarlah Krisna dalam kedaan selamat dan Bakasura tewas.
Kisah inilah yang diangkat oleh STT Perabhu, Banjar Ratna Bhuana, Sumerta Kauh, Denpasar Timur, Bali sebagai inspirasi membuat ogoh-ogoh.
• Cedera dan Harus Menepi Saat Latihan, Pemain Bali United Spaso Bakal Tetap Dibawa ke Kamboja
• Kapan Wajah Membutuhkan Produk Antipenuaan? Berikut Penjelasan Ahli Dermatologi
• 6 Tips Menjadi Karyawan yang Selalu Berpikiran Positif
Ogoh-ogoh ini diberi nama Sang Bakasura.
Pada Minggu (23/2/2020) siang, belasan pemuda banjar ini melanjutkan penggarapan pembuatan ogoh-ogoh dengan melakukan penempelan kulit telur pada bagian tubuh Sang Bakasura.
Memang sengaja, untuk Pangerupukan tahun ini, mereka menggunakan bahan ramah lingkungan dalam pembuatan ogoh-ogohnya.
Ngurah Yudha, arsitek dari ogoh-ogoh ini mengatakan, jika tahun sebelumnya mereka masih menggunakan sterofoam dalam membuat ogoh-ogoh, kali ini mereka melakukan revolusi total dengan menggunakan bahan ramah lingkungan.
“Kami mulai ngulat, kukunya kami pakai serabut kelapa, untuk warna kulit dari Bakasura kami gunakan kulit telur yang kami minta di pedagang nasi goreng maupun martabak,” kata Ngurah.
Bahkan untuk mewarnai kulit Bakasura ini, diperlukan kurang lebih sebanyak 30 kg kulit telur.
Nantinya kulit telur ini akan dipernis dan ditambahi shading untuk memberikan efek bayangan.
Selain itu, untuk tapel juga menggunakan serabut kelapa, serta untuk saput menggunakan tapis (ijuk pohon kelapa) serta kembennya menggunakan motif lukisan kamasan khas Klungkung serta bagian kotaknya rencananya akan menggunakan kulit kacang tanah.
Tak hanya menggunakan bahan ramah lingkungan, ogoh-ogoh ini juga bisa membelah diri.