Suraji Ucapkan Kalimat Haru Ini di Pusara Putri Semata Wayangnya Korban Tragedi Susur Sungai

Pria yang berusia senja ini, tak mampu lagi menahan kesedihannya setelah putri semata wayangnya ditemukan tak bernyawa bersama 9 rekan

Editor: Ady Sucipto
TribunJogja/ Ivan
Suraji di depan pusara sang anak, Yasinta Bunga. 

TRIBUN-BALI.COM - Yasinta Bunga yang turut menjadi korban tewas dalam tragedi susur sungai siswi SMPN 1 Turi Sleman menjadi ujian berat bagi sosok Suraji. 

Pria yang berusia senja ini, tak mampu lagi menahan kesedihannya setelah putri semata wayangnya ditemukan tak bernyawa bersama 9 rekan lainnya di Sungai Sempor, Sleman, Yogyakarta

Kegiatan susur sungai tersebut menjadi petaka bagi buah hatinya setelah terseret arus air Sungai Sempor. 

Jenazah Yasinta Bunga telah ditemukan pagi tadi, Minggu (23/2/2020) dan dimakamkan pukul 14:00 WIB di pemakaman umum Dadapan Wetan.

Luka ditinggal anak semata wayangnya untuk selama-lamanya itu sangat dirasakan orangtua Yasinta.

Terlebih, Suraji belum sempat menuruti permintaan ulang tahun sang anak yang ingin dibelikan sepatu.

“Pas ulang tahun kemarin, Saya belum bisa kasih hadiah, ya dia tanya. Bapak nggak ngasih hadiah ulang tahun?," kata Suraji menirukan sang anak.

“Sekarang belum, nanti ya, jualan baru sepi," sambungnya.

"Rencananya besok saya mau ajak beli sepatu untuk hadiah ulang tahun kemarin," kenang Suraji.

Namun harapannya membelikan sepatu untuk sang anak tak akan terwujud.

Yasinta Bunga telah pergi untuk selama-lamanya.

Dilansir TribunJogja.com, suasana sedih terasa saat jasad putri semata wayang Suraji dan istri dimakamkan.

Suraji berusaha tegar menurunkan jenazah sang anak ke liang kubur.

Ia berdiri beberapa langkah dari liang lahat yang ditutup tanah kembali.

Suraji memanjatkan doa seraya dikuatkan oleh beberapa rekannya.

Saat tanah telah mengubur jasad Yasinta dengan bunga yang ditabur di atasnya, Suraji berjongkok seraya memandangi pusara sang anak.

Satu tangannya terlihat mengelus-elus tanah di pusara sang anak sedangkan seorang pria di belakangnya berusaha menguatkan.

"Dek, maafin bapak ya," ucap lirih Suraji.

Suraji di depan pusara sang anak, Yasinta Bunga. (TribunJogja/ Ivan)
Tumben

Suraji ingat betul hari terakhir saat sang anak berpamitan untuk mengikuti kegiatan pramuka.

Pria berusia 61 tahun itu sempat heran dengan sikap sang anak.

"Tumben, hari itu dia minta uang jajan dobel sambil merengek ke saya. Tapi bukan dia suka maksa loh, biasa itu manja-manja dia kalau sama saya, sambil ketawa kok kalau merengek itu, sama ibunya juga," kata Suraji.

Suraji mengingat sang anak saat hendak berangkat mengikuti kegiatan pramuka tersebut.

Yasinta Bunga berangkat mengenakan hijab yang ditutupi topi pramuka.

Dijelaskan Suraji, putrinya itu masih mengenakan sepatu yang bolong bekas terbakar sewaktu kegiatan.

"Sebelah sepatunya bolong, bekas terbakar waktu kegiatan minggu lalunya, tapi masih dipakai dulu," kenang Suraji.

Kegelisahan Suraji

Suraji menceritakan kegelisahannya, ketika kejelasan nasib Yasinta Bunga tak terdengar.

“Saya gelisah. Pas habis Subuh, saya langsung ke dekat posko itu. Turun lewat jembatan. Saya nyusur sendiri, sampai saya keram di sana, hampir enggak gerak. Untung ternyata ada keluarga yang ikut juga,” katanya.

“Mulai Jumat sore itu, saya sudah tidak sabar. Saya cari infonya di mana- mana, sekolah saya datang, ke SWA (klinik), posko SAR, Puskesmas, semua lah. Setiap ada kabar ada korban ketemu, saya datang, ternyata bukan anak saya. Ada lagi korban di Puskesmas, 3 kali saya bolak-balik, terakhir jam 2 malam, katanya ada yang mau dicocokin, ternyata bukan anak saya. Makanya saya turun subuh-subuh itu,” jelas dia.

Suaranya mulai sedikit bergetar menceritakan gadis cilik dengan tahi lalat di pipi, putri semata wayangnya.

“Dia itu sekalipun belum pernah saya marahin. Saya sudah tua, untuk punya anak satu saja, sama istri, itu lama sekali. Keluarga bilang, Yasinta itu anak mahal,” katanya lirih.

Sementara itu, Yasinta Bunga dikenal sebagai sosok berprestasi.

Fasih membaca ayat-ayat suci Alquran adalah satu hal yang sangat dikenang Subardi dari Yasinta.

Kehilangan ini adalah pukulan berat bagi keluarga.

Satu-satunya buah hati pasangan Suraji dan Hesti kini menghadap sang khalik dalam usia masih belia.

Renjana orang tua-anak kini terpisahkan ruang dan waktu.

Selama 38 jam keluarga menunggu kepastian bagaimana keadaan Yasinta. Hingga akhirnya ditemukan oleh tim SAR gabungan dengan kondisi tak bernyawa.

"Kami (warga) berusaha menghibur orangtuanya, membesarkan hatinya selama proses pencarian kemarin," ucap Ketua RW 27 Dadapan, Imam Muharor.

(TribunJakarta/TribunJogja)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Usap Makam Putri Semata Wayangnya, Ayah Korban Susur Sungai: Dek, Maafin Bapak Ya,
( Siti Nawiroh )

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved