Kepsek yang Cabuli Siswanya Ternyata Guru Berprestasi, Pernah Jadi Pembimbing Olimpiade
I Wayan S merupakan guru yang ahli di bidang matematika, dan pernah jadi Pembimbing Olimpiade
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Beberapa guru Sekolah Dasar (SD) yang mengajar di wilayah Kuta Utara, Badung, Bali, sangat menyayangkan kelakuan I Wayan S (43) yang melakukan tindakan senonoh kepada siswanya.
Padahal sosok pelaku di mata temannya adalah sosok guru yang sangat berprestasi.
Selama ini pelaku merupakan guru yang ahli di bidang matematika.
Tak hanya itu, pelaku dikatakan sebagai guru pembimbing olimpiade matematika khususnya di wilayah Kuta Utara.
• Kenali Gejala dan Penyebab Hipertensi, Penyakit Serius Yang Mematikan
• WIKI BALI - DMBP Band, Band Bali yang Mengusung Semua Jenis Genre Musik
• Its My School di SMK Giri Pendawa, Yamaha FreeGo Mendapatkan Banyak Pujian dari Para Siswa
Salah satu guru di Kuta Utara yang merupakan teman pelaku mengatakan, sosok I Wayan S merupakan guru yang ramah dan berprestasi.
Diluar dari kasusnya selama ini pelaku sangat baik dan ramah.
"Diluar dari kasusnya ini, beliau itu sosok yang sangat ramah. Bahkan dia guru berprestasi di wilayah Kuta Utara," ujarnya saat ditemui Selasa (25/2/2020).
Guru yang tak mau disebutkan namanya ini mengatakan sangat menyayangkan perbuatan yang dilakukan pelaku.
Sejauh ini tidak hanya aktif menjadi kepala sekolah, pelaku juga ikut membina ekstrakulikuler dan menjadi pembina olimpiade.
"Kalau menurut saya, beliau ini merupakan guru berprestasi. Jejak karirnya sangat bagus dan ulet bekerja," jelasnya.
Ia bercerita, selama ini pelaku memang membuka bimbingan belajar (Bimbel) di rumahnya.
Hanya saja pihaknya mengaku tidak mengetahui pasti siswa yang mengikuti bimbel.
"Semua guru di Kuta Utara tak menyangka, termasuk saya. Soalnya dia ramah dan suka bercanda," ucapnya.
Disinggung mengenai kebiasaan pelaku selama ini, pihaknya mengatakan tingkah pelaku biasa saja.
Bahkan tidak ada keanehan atau mencirikan suka terhadap siswa.
"Kalau suka kepada siswa saya kurang tahu, itu sudah masuk pribadinya. Yang jelas di sekolah pelaku terkenal dengan sosok yang ramah dan berprestasi," ujarnya.
Kadisdikpora Badung, I Ketut Widia Astika yang dikonfirmasi terpisah juga tak menampik hal tersebut.
Pihaknya mengatakan secara kinerja atau keseharian pelaku baik.
"Terlepas dari kasus ini dia memang sangat baik. Dia itu pembina ekstra juga. Pokoknya kinerja sebagai guru dan kepala sekolah selama ini baik," tegasnya.
Pihaknya mengaku tidak ingat pelaku mengikuti dan menjadi pembimbing olimpiade pada bidang apa.
Namun Widia Astika berkata, pelaku tercatat sebagai salah satu pembina olimpiade.
"Lupa saya, pembina Matematika, apa IPA. Hanya saja memang dia salah satu pembina," ujarnya.
Widia Astika mengaku sangat menyayangkan hal itu.
Bahkan ia mengatakan, lantaran kinerjanya sangat bagus pihaknya tidak terbayang akan terjadi kasus seperti sekarang.
Meski demikian, ia tetap melakukan pengawasan terhadap sekolah, pasalnya kejadian yang sama sudah dua kali terjadi di Badung, Bali.
"Pengawasan terhadap kinerja guru, selama ini kita dibantu dengan kepala sekolah. Sedangkan kepala sekolah diawasi oleh dinas dan pengawas sekolah. Pengawasan itu tetap kita lakukan. Namun kita kan tak tahu bakal adanya seperti ini," jelasnya.
Jika dilihat dari kompetensi pendidik pelaku tidak ada masalah.
Hanya saja menurutnya semua itu merupakan kepribadian pelaku.
"Guru kan ada empat kompetensi yakni kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan pedagogik. Jadi saya lihat dia tersandung masalah kepribadian, padahal sisanya bagus," ucapnya
Dengan adanya kasus tersebut, pihaknya mengaku sudah mengumpulkan semua pengawas sekolah di Badung.
"Saya sudah kumpulkan pergugus. Kalau masalahnya seperti ini, apa yang harus kita lakukan, kita lakukan ke depan. Intinya kan pemberian penguatan karakter," katanya.
Lebih lanjut, Widia Astika menjelaskan, pihaknya sudah mengambil langkah cepat untuk melanjutkan kegiatan di sekolah tempat pelaku bertugas.
Bahkan Disdikpora Badung akan mencari Pelaksana Tugas (Plt) untuk menggantikannya.
"Kami sudah berkordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM). Minimal disana diganti dengan Plt, karena banyak kerjaan di sekolah yang harus diselesaikan kepala sekolah," ungkapnya.
Plt yang ditunjuk nantinya juga dari kepala sekolah.
Hanya saja sampai saat ini belum ada penunjukan secara khusus.
"Kalau guru kan tidak memenuhi syarat. Jadi kita pastikan kepala sekolah yang kami tunjuk. Ini pun masih berproses," ujarnya(*)