Waspada Virus Corona di Bali
Wanita Selandia Baru Positif Corona Ada di Bali, Otoritas Kesehatan: Dia Pemulihan di Ruang Isolasi
Pasien yang terinfeksi positif corona disebut sempat bepergian ke Iran dan tiba di Auckland melalui penerbangan dari Bali (transit).
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Rizki Laelani
Wanita Selandia Baru Positif Corona Ada di Bali, Otoritas Kesehatan: Dia Pemulihan di Ruang Isolasi
TRIBUN BALI.COM, BADUNG - Wanita warga Selandia Baru positif Virus Corona dibenarkan sempat berada di Bali.
Pasien yang terinfeksi positif corona disebut sempat bepergian ke Iran dan tiba di Auckland melalui penerbangan dari Bali (transit).
Otoritas kesehatan setempat mengatakan pasien yang diperkirakan berada di usia 60-an itu kini dirawat di Auckland City Hospital.
Menanggapi mengenai transitnya penumpang di Bali, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar, dr. Lucky M. Tjahjono mengatakan penumpang transit sudah melalui thermal scanner.
“Jika transit, lewat gate dan sudah melewati termal scanner dan langsung masuk gate untuk baording. Jadi jika ada yang demam pasti sudah di periksa lebih lanjut,” ungkap dr Lucky, Jumat (28/2/2020).
Namun mengenai identitas jelas penerbangannya penumpang tersebut dan berapa lama transit di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dr. Lucky belum dapat menyampaikannya.
“Saya masih cari info valid. Penumpang pukul berapa dan kapan pastinya, dan lain-lainnya. Karena infonya minim sekali,” imbuhnya singkat.
"Dia sedang memulihkan kondisinya dalam ruangan isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit itu," kata otoritas kesehatan setempat, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Pasien tersebut perempuan warga Selandia Baru tiba di Auckland pada Rabu (26/2/2020).
Kerabat dan keluarga pasien membawanya ke rumah sakit setelah khawatir dengan kondisi kesehatan pasien.
Penumpang Satu Pesawat Minta Lapor
Otoritas setempat meminta semua penumpang yang terbang menggunakan maskapai Emirates dengan rute Bali menuju Auckland untuk melapor jika mereka khawatir.
Namun, mereka mengatakan situasi telah dikondisikan dan menyebut resiko penyebaran virus corona masih rendah.
“Meskipun kami memiliki kasus pertama virus corona (COVID-19), kemungkinan penyebaran wabah tetap rendah," kata otoritas tersebut.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Selandia Baru David Clark mengatakan negaranya mengumumkan pelarangan ketat penerbangan dari Iran, seperti yang sebelumnya dilakukan kepada China.
David mengatakan aksi itu diambil setelah meningkatnya kasus di Iran dan menewaskan setidaknya 26 orang.
"Nyatanya situasi di Iran mengkhawatirkan, terjadi penyebaran virus disana dan ketidakpastian akan seberapa besar wabah dan kemampuan mereka untuk menangkalnya," ujar David.
"Informasi yang keluar dari Iran tampaknya tak sejalan dengan informasi dari negara lain dalam hal angka kematian per insiden," imbuhnya. (*)