Ngopi Santai
Serena dan Malam Romantis di Roma
MUSIM dingin masih menggigil di Siberia ketika Maria Sharapova mengumumkan gantung raket tenis pada 26 Februari 2020.
Penulis: DionDBPutra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Sempat mengalami diskriminasi pada masa bocah lantaran warna kulit, Serena merupakan nama agung dunia tenis sejak penghujung abad lalu hingga dua dekade awal abad ke-21 ini.
Untuk petenis putri, hanya empat nama yang pantas berdiri sejajar. Chris Evert Lloyd, Martina Navratilova, Steffi Graff dan Serena Williams.
Nama yang takkan lekang oleh waktu.
Secara spesifik Serena bahkan menyandang status petenis Afro-Amerika satu-satunya yang paling sukses dalam sejarah.
Serena Williams merupakan petenis profesional AS tersukses setelah Chris Evert dan Navratilova. Dia mengoleksi 23 gelar tunggal.
terbanyak baik untuk petenis pria maupun wanita di era tenis terbuka WTA
Dia menempati peringkat 1 di nomor tunggal pada delapan kesempatan terpisah antara tahun 2002 dan 2017.
Tak seorang pun pernah meraih rekor prestisius itu.
Ia pertama kali menjadi petenis putri nomor satu dunia 8 Juli 2002.
Pada kesempatan keenamnya, ia memegang peringkat tersebut selama 186 minggu berturut-turut, menyamai rekor petenis legendaris Jerman Steffi Graf.
Secara total, ia menjadi nomor 1 selama 319 minggu, yang menempati peringkat ketiga setelah Steffi Graf dan Martina Navratilova.
Mengutip data WTA dan Wikipedia, Serena Williams memegang gelar Grand Slam terbanyak di nomor tunggal, ganda dan ganda campuran di antara petenis aktif saat ini.
Serena Williams mengoleksi 39 gelar Grand Slam, terdiri dari 23 di nomor tunggal, 14 gelar ganda putri dan dua nomor ganda campuran.
Pencapaian luar biasa karena tidak semua petenis piawai bermain apik di setiap nomor.
Dia menyamai rekor Lod Laver dan Graf sebagai pemegang empat gelar tunggal Grand Slam secara bersamaan (2002–2003 dan 2014–2015).