Begini Hasil Pemeriksaan dari Ortu Soal Keseharian Gadis ABG Pembunuh Bocah di Sawah Besar Jakarta
Pelan namun pasti, pihak kepolisian mulai menguak satu per satu tabir pembunuhan sadis yang dilakukan oleh gadis ABG terhadap bocah berusia 5 tahun
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Pelan namun pasti, pihak kepolisian mulai menguak satu per satu tabir pembunuhan sadis yang dilakukan oleh gadis ABG terhadap bocah berusia 5 tahun di Sawah Besar, Jakarta.
Setelah mengamankan sejumlah barang bukti seperti 13 gambar perempuan yang dominan berwajah sedih dan papan tulisan berbahasa Inggris, kini polisi mulai memeriksa orang terdekat pelaku.
Satu diantaranya adalah memeriksa orangtua gadis ABG pembunuh bocah 5 tahun.
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo mengatakan, dari hasil pemeriksaan terhadap orangtua korban, pihaknya mengorek keterangan seputar keseharian pelaku yang saat ini duduk di bangku kelas 3 SMP itu.
"Kami tanya soal kesehariannya, kebiasaan (pelaku) seperti apa," ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (8/3/2020).
"Nanti hasilnya untuk melengkapi bahan penyidikan kami," tambahnya.
Terkait rencana pemeriksaan sejumlah saksi lainnya, seperti guru ataupun teman pelaku di sekolah, ia menampiknya.
Susatyo menyebut, pihaknya kini tengah fokus untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku.
"Sementara ini (keterangan guru dan teman sekolah) belum diperlukan ya" ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, gadis ABG berinisial NF (15) nekat membunuh APA (5) karena terinspirasi dari film pembunuhan.
APA diketahui dibunuh di rumah NF di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis (5/3/2020).
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto itu menuturkan pengakuan NF.
"Tersangka melakukan (pembunuhan) dengan kesadaran dan dia terinspirasi, kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia (melakukan pembunuhan) terinspirasi oleh film," ujar Heru, Jumat (6/4/2020).
Heru menuturkan, saat itu APA berkunjung ke rumah tersangka dibunuh dengan cara ditenggelamkan ke dalam bak mandi selama 5 menit.
"Jadi, si anak (korban) diajak ke kamar mandi kemudian disuruh mengambil mainan yang ada di dalam (bak mandi). Anak itu diangkat dan dimasukan ke dalam bak, baru ditenggelamkan," ungkap Heru.