Kisah Sukses Gede Yudi Ariawan, Jualan Laklak Beromzet Jutaan
Gede Yudi Ariawan, seorang pengusaha jajanan tradisional asal Desa Gobleg, memulai usaha laklak sejak tahun 2016
Penulis: Noviana Windri | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN BALI/NOVIANA WINDRI
Salah satu pegawai di Laklak Buleleng 'Laku 168' di Jalan Drupadi, Sumerta, Denpasar, Bali, Sabtu (14/3/2020)
Tungku dari tanah liat dan kayu bakar menggunakan kayu kopi agar aroma laklak lebih khas dan mendapatkan hasil yang sempurna.
"Bahan-bahan yang kami gunakan itu masih alami dan membuat laklak kami istimewa. Kayu bakar kami menggunakan kayu kopi. Pewarnanya kami masih menggunakan pewarna alami yaitu dari daun suji," sambungnya pria kelahiran 29 November 1994 ini.
Usaha kuliner jajanan tradisional saat tidak bisa dipandang sebelah mata.
Laklak 'Laku 168' sendiri telah menjadi langganan pesanan dari acara di Kantor Gubernur Bali, kantor-kantor kedinasan, atau kantor bank di bali.
Bahkan mantan wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta dan keluarga menjadi pelanggan Laklak 'Laku 168'.
(*)
Berita Terkait