Corona di Indonesia
Akademisi Sarankan Pemprov Bali Efektifkan Lab Covid-19 Serta Susun Peta Persebarannya Untuk Publik
Selain itu, yang menjadi kendala adalah belum adanya aturan dari Pemerintah Provinsi Bali yang lebih ketat ihwal pengawasan.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Minimnya kasus konfirmasi positif Covid-19 di Bali disinyalir menjadi penyebab kurang patuhnya mayarakat terhadap ajakan menghindari keramaian.
Selain itu, yang menjadi kendala adalah belum adanya aturan dari Pemerintah Provinsi Bali yang lebih ketat ihwal pengawasan.
Hal ini juga diduga didasari rendahnya kasus positif Covid-19 di Bali, meskipun pasien yang pernah dalam pengawasan mencapai 78 orang. 53 diantaranya dinyatakan negatif dan 24 orang masih menunggu hasil lab serta kasus positif 1 orang meninggal dunia.
Seperti disampaikan Ahli Virologi Universitas Udayana, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, kepada Tribun Bali, Kamis (19/3/2020).
• Polres Tabanan Siagakan 140 Personel Jamin Keamanan Rangkaian Nyepi
• Bali United Masih Jalani Satu Laga Away ke Vietnam, Teco : Bandara Ditutup
"Ya memang statusnya belum lockdown, hanya kesadaran diri sendiri saja, sehingga ya pasti ini yang terjadi di masyarakat. Memang sekolah diliburkan belajar dari rumah, karyawan bekerja dari rumah, tapi kan banyak juga yang tidak bisa work from home, itu kendala," ujar dia.
Oleh karena itu, belum ada alasan kuat bagi pemerintah maupun masyarakat mengambil keputusan karantina lebih ketat.
Seperti halnya diberlakukan di negara dengan persebarannya lebih ganas daripada di Indonesia.
"Sebagian besar kasus di Jakarta, mungkin Bali masih dianggap ringan, yang konfirmasi positif kan cuma 1 yang meninggal dunia itu, dari Januari 2020 hingga Maret 2020 ini, ini juga menjadi pertanyaan," ucapnya.
Pemprov Bali didorong untuk membuat peta penyebaran Covid-19 di wilayah Bali secara transparan agar bisa menjadi acuan bagi masyarakat lebih waspada.
Karena seperti diketahui Covid-19 juga bersifat Asymptomatic Infection atau tidak menampilkan gejala klinis.
"Untuk mengambil keputusan, harus peta kasus, peta risiko, data virus. Sebelum ada itu ya belum ada alasan lockdown di Bali," ucapnya.
Selain itu, pihaknya meminta Pemprov Bali segera mengefektifkan laboratorium untuk uji lab Covid-19 di wilayah Bali.
"Kasus diperiksa di bali berapa yang positif ? lebih transparan untuk data, lalu baru bisa ada keputusan, jadi tidak perlu ke Jakarta," harapnya
Saat ini, harus ada kesadaran dari diri sendiri dalam diri warga untuk mengamankan dirinya dan lingkungan dari wabah Covid-19.
"Seperti saya hari ini datang ke lab hanya mengerjakan yang penting dikerjakan lalu pulang, di lab juga hanya ada 2-3 orang saja jadi memang usahakan seminim mungkin," kata dia. (*)