Pemerintah Indonesia Akan Datangkan Alat Rapid Tes Covid-19, Bagaimana Cara Kerjanya?
Dengan alat rapid test, maka Indonesia bisa melakukan tes secara masal dengan hasil yang lebih cepat didapatkan. Lalu, bagaimana cara kerjanya?
Lalu, kadar IgM akan menurun dan digantikan oleh IgG yang akan melindungi tubuh dalam jangka waktu yang lebi lama.
Maka, nantinya orang yang akan menjalani tes ini kurang lebih akan menjalani pemeriksaan sebagai berikut ini.
• Redam Ego Demi Kemaslahatan Dunia, The Ratrocker Rilis Video Klip Lagu Untukmu (Pertiwi)
• Lakukan 5 Olahraga Ini di Rumah meski Sedang Social Distancing
• Corona Mewabah, Kawasan Wisata di Bali Ini Lengang, Legian yang Macet & Penuh Kendaraan Kini Sepi
Sampel darah diambil sedikit dari ujung jari
Sampel tersebut diteteskan pada alat rapid test
Cairan pelarut sekaligus reagen akan diteteskan di tempat tersebut
Setelah 10-15 menit, hasilnya akan tampak berupa garis.
Jika hasilnya positif maka kemungkinan orang tersebut mengalami infeksi.
Tetapi, hasil rapid test tidak bisa langsung dijadikan acuan untuk menganggap pasien tersebut positif terinfeksi virus corona.
Jika hasil rapid test menunjukkan positif, maka orang tersebut harus menjalani pemeriksaan lebih lajut dengan metode swab tenggorokan dan hidung.
Hasil swab inilah yang akan menjadi acuan seseorang dinyatakan negatif atau positif.
Yang perlu diketahui seputar hasil rapid test
Rapid test memang bisa mempercepat penyaringan dan deteksi virus corona.
Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait rapid test tersebut.
Hasil rapid test tidak 100% akurat dan masih ada faktor-faktor lainnya yang membuat alat ini mengeluarkan hasil negatif.
Medical editor SehatQ dr. Anandika Pawitri mengatakan bahwa rapid test dengan metode antibodi ini merupakan tindakan skrining, bukan konfirmasi.
Untuk memutuskan kasus tersebut positif atau negatif adalah dengan melakukan swab.
“Saat alat itu membaca bahwa di tubuh kita ada IgG dan IgM yang terbentuk, itu artinya ada dua hal. Pertama, dia memang terinfeksi corona, atau kedua, dia bisa aja cross reaction antibody dengan virus lain,” ungkapnya, seperti dilansir dari Kompas.com.
Ia juga mengatakan bahwa pemeriksaan rapid test negatif juga bsa terjadi karena antibodi Covid-19 belum terbentuk di tubuh.
Dengan kata lain, pemeriksaan negatif padahal di dalam tubuh sudah terjangkit virus corona bisa terjadi ketika antibodi belum terbentuk.
Selain itu, dr. Anandika juga menambahkan bahwa virus corona adalah virus yang baru dan masih banyak sifat-sifatnya yang belum diketahui secara jelas, ternasuk waktu terbentuknya antibodi.
Sehingga, meski rapid test menunjukkan negatif, tetap disarankan untuk mengkarantina diri selama kurang lebih 14 hari. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun Style dengan judul "Begini Cara Kerja Alat Rapid Test Covid-19 yang Didatangkan oleh Pemerintah Indonesia"