Sejarah Letusan Dahsyat Gunung Anak Krakatau Tahun 1833 yang Menewaskan 36.417 Orang

Selain melenyapkan Pulau Krakatau, letusan itu menghancurkan kehidupan di pesisir Banten dan Lampung.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Istimewa
Anak Gunung Krakatau dilaporkan meletus dengan ketinggian kolom abu mencapai 1000 meter pada Senin (26/5/2018). 

TRIBUN-BALI.COM - Meletusnya Gunung Anak Krakatau Jumat (10/4/2020) malam mengejutkan warga Jabodetabek dan menghasilkan kolom abu sekitar 500 meter.

Gunung Anak Krakatau dikenal dunia sejak letusan terbesarnya pada 1883.

Dikutip Harian Kompas (26/12/2018), letusan itu merupakan yang terkuat dalam sejarah, dengan level 6 skala Volcanic Explosivity Index (VEI).

Letusan itu hanya kalah dari letusan skala 7 Gunung Tambora pada 1815 dan letusan skala 8 Gunung Toba di Sumatera Utara, 74.000 pada 2017.

Letusan Krakatau disebut berkekuatan 21.574 kali daya ledak bom atom meleburkan Hiroshima (De Neve, 1984).

Selain melenyapkan Pulau Krakatau, letusan itu menghancurkan kehidupan di pesisir Banten dan Lampung.

Kengeriannya dilukiskan catatan pribumi, seperti ”Syair Lampung Karam” yang ditulis Muhammad Saleh dan catatan kolonial. 

Diberitakan Harian Kompas (27/8/1981), letusan itu terjadi pada 27 Agustus pukul 10.52 pagi.

Letusannya terdengar hingga Singapura dan Australia.

Sedikitnya 36.417 orang meninggal dan hilang terseret gelombang atau tertimbun bahan letusan yang dimuntahkan gunung tersebut.

Letusan gunung api yang dahsyat itu merupakan puncak dari rangkaian ledakan yang terjadi sejak 20 Mei 1833.

Ketika itu Anak Krakatau meletus dengan memuntahkan abu gunung api dan uap air yang dilontarkan ke udara setinggi 11 kilometer dari Kawah Perbuatan.

Suara ledakannya saat itu terdengar hingga 200 kilometer. Intensitas bertambah pada tanggal 26 Agustus dan mencapai puncaknya pada Senin 27 Agustus.

Saat 27 Agustus itu batu dan abu halus dihembuskan ke angkasa.

Tingginya mencapai 70-80 kilometer. Itu mengakibatkan gangguan cuaca dunia beberapa tahun kemudian.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved