Corona di Indonesia
Kabar Duka Datang dari Keluarga di Kota Serang yang Sempat Tak Makan 2 Hari, Sang Istri Meninggal
Kabar duka datang dari keluarga yang sempat menahan lapar dua hari karena dampak virus corona atau Covid-19.
TRIBUN-BALI.COM - Kabar duka datang dari keluarga yang sempat menahan lapar dua hari karena dampak virus corona atau Covid-19.
Mohamad Holik, kepala keluarga yang tinggal di Kelurahan Lontar Baru, Kota Serang, Banten harus merelakan istrinya kembali kepangkuan ke Tuhan Yang Maha Esa.
Sang istri, Yuli meninggal dunia pada Senin (20/4/2020) sore pada pukul 15.00 WIB.
Keluhan keluarga Yuli sempat menyita perhatian di Tanah Air, pasalnya satu keluarga ini mengaku terpaksa menahan lapar karena tak memiliki uang akibat dampak virus corona.
Berikut kisah pilu keluarga di Serang, Banten yang menahan lapar selama dua hari.
• Sungguh Mengiris Hati, Yuli Dua Hari Hanya Minum Air Galon, Tewas Kelaparan Imbas Pandemi Corona
• Kisah Pilu Suami Istri & 4 Anaknya Belum Makan Dua Hari Akibat Dampak Corona, Ajukan Bantuan Ditolak
• PMI Asal Badung Meninggal karena Covid-19 di AS, Begini Kisah Rekan yang Sempat Tinggal Sekamar
Dampak pandemi corona benar-benar memukul perekonomian warga yang sudah sulit.
Cerita pilu warga yang kesulitan hingga kelaparan muncul di media sosial dan menjadi viral.
Di Serang, Banten, seorang warga bahkan meninggal seusai dua hari tak makan.
Yuli (43) warga tersebut, mengaku kalau dia, empat anak, dan suaminya yang seorang pemulung terpaksa hanya meminum air galon untuk mengganjal perut lapar mereka.
Sebelum meninggal dunia, Yuli sempat mengutarakan kesedihannya.
"Enggak makan dua hari, cuma diam saja, sampai saya sedih ya," kata Yuli sembari berlinang air mata.
Sembari menggendong anaknya yang masih bayi, Yuli bercerita, empat anaknya pun terpaksa harus menahan lapar.
"Anak empat. Ini yang paling kecil. Ini juga sampai sakit. Abah juga nyuruh, sabar ya," tutur dia pilu.
Kondisi sulitnya perekonomian keluarganya ini juga tak lepas dari situasi pandemi covid-19.
Suaminya yang seorang pemulung tak bisa bekerja selama pandemi.