Ini Tips untuk Meredam Kepanikan Akibat Pandemi Covid-19

Novelis sekaligus content writer asal Kota Kediri, Adisty Riska Hardianti membagikan satu tips untuk meredam kepanikan akibat pandemi Covid-19.

Gambar oleh Peter Olexa dari Pixabay
Foto ilustrasi seorang wanita sedang mengerjakan tugasnya 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hingga saat ini Pandemi Covid-19 masih menjadi perbincangan hangat di beberapa kalangan.

Virus tersebut telah menginfeksi belasan ribu orang di Indonesia.

Dan ada jutaan orang didunia yang telah terinfeksi Covid-19.

Rasa panik dan cemas mungkin pernah dirasakan beberapa orang saat pandemi ini.

Berhenti Stalking Mantan Pacar di Media Sosial, Ini 5 Dampak Buruknya

Bisa Cerminkan Pekerjaan dan Watak Anak, Temukan Arti Nama Berdasarkan Pelafalan

5 Zodiak Ini Sangat Selektif Dalam Memilih Pasangan, Apa Gebetanmu Diantaranya ?

Ada berbagai cara mengatasi rasa cemas tersebut.

Novelis sekaligus content writer asal Kota Kediri, Adisty Riska Hardianti membagikan satu tips untuk meredam kepanikan akibat pandemi Covid-19.

Adis sapaan akrabnya, mengatakan satu cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah terapi dengan media tulisan bernama writing for healing.

Ia menyebut writing for healing merupakan konsep dimana seseorang menggunakan tulisan sebagai bahan atau sebagai wadah meluapkan emosi.

"Untuk mengurangi atau meredamnya kita bisa menggunakan tulisan sebagai wadah meluapkan emosi."

 

Adis melanjutkan, writing for healing biasanya dituangkan lewat buku diary atau platform seperti blog.

Di sini Adis memberikan catatanya terkait dengan wadah writing for healing.

Menurutnya, luapan emosi yang ditulis di media sosial tidak bisa dikategorikan ke dalam konsep writing for healing.

"Karena orang-orang cenderung menulis di akun sosial medianya itu seperti penyaluran narsisme bukan writing for healing, ada rasa ingin dilihat hebat, atau diperhatikan oleh orang lain."

"Sering kita melihat mereka update status menuliskan, lagi galau, lagi resah gelisah, lagi kangen atau mengumbar pribadi di akun media sosial itu bukan masuk writing for healing," ujar Adis.

Efektifkah writing for healing untuk meredam stres dan kepanikan?

Adis tidak bisa menjamin apakah writing for healing efektif untuk meredam stres dan kepanikan akibat Covid-19 di dalam diri semua orang.

Hal ini menyangkut kemampuan pribadi masing-masing orang.

"Kembali ke masing-masing pribadi, karena tekanan setiap orang berbeda," kata dia.

Namun, bagi Adis writing for healing efektif untuk dirinya.

Ia menceritakan saat tetangganya dinyatakan positif terpapa Covid-19 dan dirinya dipaksa mengisolasi diri selama 14 hari, writing for healing menjadi solusinya.

Adis mengaku kepanikan-kepanikan yang ada bisa ia redam dengan menuliskan luapan emosinya.

Perempuan kelahiran 11 Mei ini menyebut writing for healing hanya satu dari sekain banyak cara untuk meredam stres serta kepanikan saat pandemi Covid-19.

Cara menulis writing for healing

Berdasarkan penuturan Adis, writing for healing digolongkan ke dalam kepenulisan ekspresif.

Sehingga inti dari tulisan jenis ini berasal dari kejujuran dan keterbukaan si penulis itu sendiri.

"Menulis hal apa saja yang di rasakan, tuliskan apapun tanpa memikirkan ejaan, tata bahasa, ataupun aturan tulisan lainnya," urai Adis.

Terakhir Adis menyarankan writing for healing juga perlu ditambah dengan kegiatan refleksi.

"Jadi tidak hanya menulis saja, tapi juga kita memikirkan perbaikan, ke depannya harus bagaimana dan mau melakukan apa," tandasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Meredam Stres dan Panik Berlebih saat Pandemi Covid-19 dengan Terapi Writing for Healing, https://www.tribunnews.com/lifestyle/2020/05/07/meredam-stres-dan-panik-berlebih-saat-pandemi-covid-19-dengan-terapi-writing-for-healing?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved