Corona di Bali
Bali Susun Protokol Kesehatan untuk Pariwisata Pascapandemi Covid-19, Destinasi Dibuka Bertahap
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali saat ini sedang menyusun protokol kesehatan guna menuju pariwisata baru pascapandemi Coronavirus Disease 2019
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali saat ini sedang menyusun protokol kesehatan guna menuju pariwisata baru pascapandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Ada tiga hal dasar yang menjadi perhatian Pemprov Bali dalam reopening pariwisata pascapandemi, yakni perhatian terhadap kebersihan, kesehatan dan keamanan.
Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan, dalam upaya membangkitkan pariwisata akan dilakukan pembukaan lokasi wisata secara bertahap, diantaranya dengan sistem cluster, per slot atau perkawasan.
"Agar jangan sampai membuka Bali secara keseluruhan, bisa menimbulkan masalah baru bagi Bali," kata Cok Ace saat mengikuti Webinar Reopening Pariwisata Indonesia bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, beberapa pimpinan daerah di Indonesia yang dimotori oleh Asosiasi Masyarakat Sadar Pariwisata (Masata) Bali, Kamis (14/5/2020).
Cok Ace menuturkan, sebagai destinasi utama, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali mencapai 40 persen dari total seluruh kunjungan ke Indonesia.
Berbagai predikat yang disematkan untuk pulau Bali tak lepas dari daya tarik keindahan alam, keunikan masyarakat dan terpenting budaya yang masih melekat pada keseharian masyarakat Bali.
Sektor pariwisata merupakan lokomotif perekonomian Bali dan pada 2019 sebagai tahun keemasan, karena peningkatan kunjungan wisatawan rata-rata mencapai 12 persen.
Bahkan, jika dibandingkan antara Januari 2019 dengan Januari 2020 (year-on-year) peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali mencapai 20 persen.
Melihat data tersebut, Pemprov Bali langsung mendukung penyiapan infrastruktur penunjang wisata Bali, diantaranya berupa perluasan Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai, shortcut menuju Bali utara, tol Denpasar-Gilimanuk dan sebagainya guna menyongsong wisata Bali di 2020.
Panglingsir Puri Ubud itu mengatakan, peningkatan kunjungan tersebut menjadi lahan yang sangat fantastis dan menjanjikan.
Dilihat dari fasilitas akomodasi, kamar yang tersedia di Bali sekitar 146 ribu.
Jika asumsi tingkat hunian mencapai 80 persen Bali bisa seperti rencana tahun sebelumnya mampu menampung hingga 8,2 juta wisatawan.
Terpuruk
Namun semenjak pandemi Covid-19, Bali yang bertumpu pada pariwisata paling terdampak.
Catatan Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Bali saat ini minus 1,24 persen.
Kondisi ini menjadi situasi terburuk yang pernah dialami Bali karena 70 persen produk domestik regional bruto (PDRB) Bali tergantung pada pariwisata.
Guna membangun kembali pariwisata Bali, Cok Ace menilai perlu memperhatikan trend pariwisata pasca Covid-19.
Selama penyebaran wabah, masyarakat di berbagai kota besar cenderung membuat jenuh dan perasaan tertekan karena hanya berada dilingkungan rumah.
Hal itu karena mereka dipaksa oleh keadaan sehingga harus bekerja, belajar dan beribadah dari rumah.
"Hal ini pun menimbulkan keinginan baru pada masyarakat dikota-kota besar untuk dekat dengan alam, tinggal di villa-villa pedesaan, berwisata alam, yang sudah barang tentu menjadi harapan bagi sektor pariwisata," jelas Cok Ace. (*)