Bulan Ramadhan
Sahabat Rasulullah Abu Dzar Al Ghafari Menyebut Lailatul Qadar Terjadi di Malam 25 Ramadhan
Salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Abu Dzar Al Ghifari menyebutkan, Lailatul Qadar terjadi pada malam 25 Ramadhan
TRIBUN-BALI.COM - Pernyataan tanggal berapa malam Lailatul Qadar 2020, disampaikan Abu Dzar Al Ghifari Sahabat Nabi terjadi 25 Ramadhan malam ini.
Malam lebih mulia dari 1.000 bulan, itulah malam Lailatul Qadar.
Sesuai ayat suci Al-Quran dan hadits sahih, hanya terjadi di bulan Suci Ramadhan.
Salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Abu Dzar Al Ghifari menyebutkan, Lailatul Qadar terjadi pada malam 25 Ramadhan.
Jika mengacu kalender 1441 H, malam 25 Ramadhan terjadi pada Minggu (17/5/2020).
Lalu Kapan Pastinya Lailatul Qadar Turun?
Ulama berbeda pendapat.
Simak tulisan menarik berikut ini dikutip dari Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School.
Namaku Layla dan Aku Lebih Mulia dari Seribu Bulan
Namaku Layla. Lebih dari satu miliar penduduk dunia tengah mencari dan berharap bertemu denganku.
Aku tersembunyi dan hanya bisa ditemukan di malam ganjil bulan Suci Ramadhan.
Tapi kenapa aku lebih mulia dari seribu bulan?
Iya, bulan yang selalu dipandangi oleh para pecinta yang merindukan kekasihnya; bulan yang selalu menginspirasi para pujangga menuliskan perasaan mereka.
Aku lebih mulia dari seribu bulan itu.
Pada diriku, terkandung berjuta cinta dan perasaan.
Tak heran, aku harus disembunyikanNya.
Tafsir ar-Razi mengingatkan kalian bahwa jikalau diketahui keeberadaanku pada malam yang keberapa, namun alih-alih beribadah pada Ilahi, kalian malah melakukan maksiat, maka dosanya pun akan lebih dari seribu bulan.
Itu sebabnya kepastian kehadiranku disembunyikan agar tak ada yang berdosa lebih dari seribu bulan.
Ketersembunyianku adalah bentuk kasih sayang Allah.
كأنه تعالى يقول: لو عينت ليلة القدر، وأنا عالم بتجاسركم على المعصية، فربما دعتك الشهوة في/ تلك الليلة إلى المعصية، فوقعت في الذنب، فكانت معصيتك مع علمك أشد من معصيتك لا مع علمك، فلهذا السبب أخفيتها عليك،
Ini persis kisah Nabi Saw yang memasuki masjid dan melihat seorang sahabat tengah tertidur.
Nabi meminta Sayidina Ali membangunkan orang itu dan menyuruhnya berwudhu.
Kata Sayidina Ali, “Ya Rasul, mengapa bukan njenengan sendiri yang membangunkannya?”
Jawab Nabi, “Kalau aku yang bangunkan, dan dia membantah diriku, maka dia jadi kafir. Itu sebabnya aku minta engkau saja yang membangunkannya, biar kalau dia membantahmu dia tidak jadi kafir.”
Inilah kasih sayang Allah dan RasulNya.
فإذا كان هذا رحمة الرسول، فقس عليه رحمة الرب تعالى، فكأنه تعالى يقول: إذا علمت ليلة القدر فإن أطعت فيها اكتسبت ثواب ألف شهر، وإن عصيت فيها اكتسب عقاب ألف شهر، ودفع العقاب أولى من جلب الثواب
Namaku Layla. Lengkapnya Lailatul Qadar.
Para ulama berdebat apakah aku hadir hanya sekali saja, atau setiap tahun aku hadir?
هذه الليلة هل هي باقية؟ قال الخليل: من قال إن فضلها لنزول القرآن فيها يقول انقطعت وكانت مرة، والجمهور على أنها باقية،
Ada ulama yang berpendapat bahwa keutamaan malam itu karena turunnya Al-Quran dari Lauh al-Mahfuzh ke langit dunia.
Peristiwa agung ini hanya terjadi sekali, dan tidak berulang setiap tahun.
Namun mayoritas ulama mengatakan bahwa malam mulia ini hadir setiap tahun, bukan hanya sekali.
Kalau cuma sekali, buat apa Rasulullah menyarankan umatnya untuk mencarinya pada 10 malam terakhir di bulan suci Ramadhan?
Lantas pada malam keberapa aku akan hadir menemui kalian?
وقال الحسن البصري: السابعة عشرة، وعن أنس مرفوعا التاسعة عشرة، وقال محمد بن إسحاق: الحادية والعشرون. وعن ابن عباس الثالثة والعشرون، وقال ابن مسعود: الرابعة والعشرون، وقال أبو ذر الغفاري:
الخامسة والعشرون، وقال أبي بن كعب وجماعة من الصحابة: السابعة والعشرون، وقال بعضهم: التاسعة والعشرون
Ada jawaban yang berbeda. Simak saja:
- Al-Hasan al-Bashri: malam ke 17
- Anas: ke-19
- Muhammad bin Ishaq: 21
- Ibn Abbas: 23
- Ibn Mas’ud: 24
- Abu Dzar: 25
- Ubay bin Ka’ab dan jamaah sahabat: 27
- Yang lain: 29
أني أخفيت هذه الليلة حتى يجتهد المكلف في طلبها، فيكتسب ثواب الاجتهاد
Perbedaan pandangan Sahabat Nabi dan ulama di atas merupakan ijtihad mereka untuk mencari keberadaan diriku.
Semua usaha sungguh-sungguh akan mendapatkan pahala ijtihad, yaitu kalau benar dapat dua pahala, kalau salah pun, tetap dapat satu pahala. Enak kan?
Bagaimana mungkin ibadah yang dijalankan pada malam itu, sama sebagaimana dijalankan pada malam lainnya, tapi kok nilainya bisa lebih dari seribu bulan?
Bagaimana penjelasannya?
أن الفعل الواحد قد يختلف حاله في الحسن والقبح بسبب اختلاف الوجوه المنضمة إليه، ألا ترى أن صلاة الجماعة تفضل على صلاة الفذ بكذا درجة، مع أن الصورة قد تنتقض فإن المسبوق سقطت عنه ركعة واحدة،
Menurut Tafsir ar-Razi, dapat saja satu amalan yang pada lahirnya sama dengan amalan yang lain, bahkan mungkin pada lahirnya kurang, tetapi bisa mendapat nilai tambah dibanding dengan amalan serupa.
Contohnya, salat yang sama jika dilakukan berjamaah bisa mendapat pahala 27 kali lebih banyak dibanding salat sendirian.
Padahal salatnya sama, bacaan dan gerakannya juga sama.
Begitu juga dengan makmum yang terlambat (masbuq) dapat langsung ruku’ bersama Imam tanpa membaca al-Fatihah, namun pahalanya 27 kali lebih banyak ketimbang salat sendirian yang sempurna dengan bacaan al-Fatihah.
Inilah penjelasan kenapa ibadah yang sama namun dilkukan di malam yang mulia, maka nilainya bisa melebihi seribu bulan.
Namaku Layla. Aku lebih mulia dari seribu bulan. Semoga aku bertemu dengan kalian.
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School
Doa dan Amalan Malam Lailatul Qadar Disunahkan Nabi
Malam seribu bulan atau yang lebih dikenal sebagai malam Lailatul Qadar adalah malam yang dinanti semua umat muslim saat bulan Ramadhan.
Pun saat Ramadhan 1441 H, umat muslim tentu berharap bisa bertemu dengan malam Lailatul Qadar.
Namun nyatanya, Rasulullah SAW tidak mengungkap secara pasti kapan malam Lailatul Qadar itu terjadi di bulan Ramadhan.
Namun, dalam beberapa riwayat disebutkan, tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar adalah matahari tidak bersinar terik pada siang harinya, udara tidak terlalu panas ataupun dingin, suasana malam sangat hening dan tenang, dan bahkan tidak ada anjing yang menggonggong ataupun binatang yang bersuara.
Bila Anda merasakan tanda-tanda tersebut dan yakin bahwa itu adalah malam Lailatul Qadar, maka segeralah membaca doa berikut.
"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni."
Artinya: Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku.
Doa tersebut berdasarkan riwayat hadits Ibnu Majah.
Dalam riwayat Imam Syafi'i seperti TribunJogja.com kutip dari NU Online, doa yang juga sering dipanjatkan Nabi Muhammad di malam 10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah sebagai berikut.
"Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannar.'
Artinya: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.
Berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi, ada beberapa amalan yang biasa dilakukan pada Lailatul Qadar.
Meskipun kita tidak tahu secara pasti kapan datangnya Lailatul Qadar, yang penting amalan ini dilakukan selama bulan Ramadhan, khususnya sepuluh terakhir Ramadhan.
Di antara amalan yang bisa dilakukan adalah memperbanyak baca doa.
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’
Artinya, “Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku.”
Dianjurkan juga memperbanyak baca Al-Qur’an, zikir, dan doa-doa yang bermanfaat untuk umat Islam.
Dalam pandangan Imam As-Syafi’i, amalan ini sebaiknya tidak hanya dilakukan di malam hari saja, tapi juga diperbanyak siang hari.
Pasalnya, ia sendiri sangat menyukai melakukan amalan ini di siang hari, sebagaimana kesungguhannya di malam hari.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunStyle.com, berikut adalah 7 amalan yang bisa dilakukan untuk mendapat malam Lailatul Qadar.
1. Salat
Seperti hari-hari biasanya, salat menjadi amalan wajib yang ditunaikan bagi setiap Muslim.
Nabi Muhammad SAW seperti diriwayatkan Abu Hurairah pernah bersabda: “Siapa saja yang melaksanakan salat saat malam Lailatul Qadar karena iman dan berharap pahala dari Allah, dosa-dosanya akan diampuni.” (Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1.901).
Selain salat wajib, ada beberapa amalan salat sunnah yang sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar, di antaranya salat tahajud dan hajat.
Salat tahajud bisa dilakukan setelah bangun tidur, dan waktu yang paling tepat adalah di sepertiga malam.
Selain itu, salat hajat merupakan amalan yang dilakukan ketika seorang mukmin mengharapkan sesuatu kepada Allah SWT.
Melakukannya di malam-malam di mana Lailatul Qadar akan turun, akan memperbesar kemungkinan hajatmu akan dikabulkan.
Tentunya, atas dasar niat pada Allah SWT.
2. Dzikir
Dzikir menjadi amalan sederhana dan mudah, tapi sering kali tidak dilakukan oleh seorang muslim.
Dengan berdzikir, seorang muslim akan menyebut asma Allah, mengingatnya, di mana pun dan kapan pun.
Tidak ada aturan yang mengikat untuk berdzikir, melafalkan takbir, hamdallah, pujian, asmaul husna, dan lain sebagainya dalam situasi apa pun termasuk ke dalam amalan dzikir.
3. Membaca Al-Quran
Salah stau amalan yang bisa dilakukan untuk menyambut turunnya Lailatul Qadar adalah dengan membaca Al-Quran.
Memperbanyak tilawah Al-Quran di malam-malam Lailatul Qadar, mungkin akan menghampiri mendatangkan berkah tersendiri.
Karena pada malam itu, malaikat akan turun bersamaan dengan berkah yang dilimpahkan oleh Allah SWT.
4. Iktikaf
Biasanya, seorang Muslim akan menghabiskan menyambut malam Lailatul Qadar dengan berdiam diri di masjid dan mendekatkan diri pada Aallah SWT.
Untuk melakukan Iktikaf, seornag muslim harus dilandasi niat bersungguh-sungguh untuk bersimpuh dan mengingat Allah.
Iktikaf sendiri tidak diwajibkan bagi setiap umat Islam.
5. Bersalawat
Memperbanyak salawat pada Nabi Muhammad SAW juga dianjurkan untuk menyambut malam Lailatul Qadar.
Sebab, doa yang diijabah dan mustajab melalui berselawat atas Nabi Muhammad SAW.
6. Berdoa
Berdoa merupakan amalan yang tidak terbatas.
Selain dapat memanjatkan apa pun, seorang muslim pun dapat melakukannya kapan saja.
Namun, ada satu doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk dipanjatkan.
Doa tersebut yaitu,
"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni"
Aisyah berkata; “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?”, beliau menjawab: “Ucapkanlah; ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ANNA” (ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pema’af mencintai kema’afan, maka ma’afkanlah daku).” (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani)
7. Bersuci Lahir dan Batin
Salah satu yang dianjurkan saat menyambut turunnnya malam Lailatul Qadar adalah dengan bersuci.
Bersuci bisa dilakukan dengan mandi, berwudhu, dan menggunakan wewangian di malam yang dimungkinkan terjadi malam Lailatul Qadar.
Amalan untuk menyambut malam Lailatul Qadar tidak terbatas pada 7 amalan tersebut.
Ada banyak ibadah baik yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri pada Allah dan mendapatkan rahmat Lailatul Qadar.
Semua amalan terhitung baik dan berpahala, tergantung dari bagaimana niat yang dipanjatkan atas nama Allah SWT.
(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Lailatul Qadar Malam 1.000 Bulan Terjadi 25 Ramadhan, Disampaikan Abu Dzar Al Ghifari Sahabat Nabi