Sempat Curhat Begini dengan Rekan Sekamarnya, PDP Ini Nekat Lompat dari Lantai 4 RS di Jakarta
Pasien yang diketahui berinisial MR (72) tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan setelah melompat bunuh diri.
TRIBUN-BALI.COM - Pasien Dalam Pengawasan (PDP) nekat melompat dari lantai empat RS Hermina, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (17/5/2020) pagi.
Pasien yang diketahui berinisial MR (72) tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan setelah melompat bunuh diri.
Dilansir via TribunWow.com, malam sebelumnya, korban sempat curhat dan bercerita dengan teman satu kamarnya dalam ruang isolasi.
Korban diketahui lompat dari ruang isolasi rumah sakit tersebut.

Menurut keterangan saksi mata sekaligus teman sekamar, korban sempat meminta agar dapat dipulangkan.
Korban juga diduga ingin bertemu dengan keluarganya.
Kejadian tersebut dikonfirmasi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Heri Purnomo.
"Di RS Hermina ada salah satu pasiennya yang saat ini di rumah sakit tersebut, atas nama saudara MR, itu melompat dari lantai empat ruang isolasi PDP RS Hermina," kata AKBP Heri Purnomo, dalam tayangan Kabar Utama di TvOne, Minggu (17/5/2020).
Teman sekamar mengungkapkan kondisi korban pada malam sebelum peristiwa bunuh diri itu terjadi.
"Menurut kesaksian teman yang satu kamar dengan yang bersangkutan, malam sebelum kejadian yang bersangkutan ingin kembali atau ingin pulang ke rumahnya," papar Heri.
Pagi-pagi korban membuka jendela untuk keluar ke balkon.
"Tadi pagi jam 9.30 teman sekamarnya melihat korban membuka jendela," kata Heri.
"Kemudian keluar dari jendela menuju arah balkon RS Hermina," lanjutnya.
Saat itu teman sekamar mendengar suara seperti benda jatuh dengan keras.
Saat dilihat ke bawah, korban sudah melompat dan tubuhnya berada di area masuk parkir.
Akibatnya ia tewas seketika.
"Tidak lama kemudian terdengar suara benda jatuh," kata Heri.
"Pada saat dilihat, ternyata korban sudah berada di bawah dan dalam posisi menjatuhi area parkir," lanjut dia.
"Sudah dalam kondisi tewas," ungkap Heri.
Dikutip dari Kompas.com, seorang saksi mata lain juga menuturkan kejadian tersebut.
Ismail yang tengah bertugas mengaku mendengar bunyi terjatuh yang keras.
Ia kemudian langsung menghubungi aparat kepolisian.
Oleh karena status korban sebagai PDP, ia akan dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan penanganan Virus Corona (Covid-19).
"Penanganan terhadap korban dilakukan SOP Covid-19," jelas Heri Purnomo.
Lihat videonya mulai dari awal:
10 Pasien Corona di Ternate Kabur dari Karantina
Sepuluh pasien Virus Corona (Covid-19) kabur dari tempat karantina di Hotel Sahid Bela, Ternate, Maluku Utara pada Kamis (14/5/2020).
Dilansir TribunWow.com, para pasien tersebut merasa sudah terlalu lama berada diisolasi untuk mendapatkan perawatan dari penyakit yang mudah menular tersebut.
Selain itu, mereka khawatir dengan kondisi ekonomi keluarga setelah lama ditinggal.
Kejadian tersebut sempat terekam oleh warga setempat dan menjadi viral.
Dalam video tersebut, tampak sepuluh pasien Virus Corona menggendong tas besar berisi pakaian mereka.
Para petugas Satpol PP yang mengejar mereka tidak berani mendekat karena tidak mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap.
Akibatnya warga sekitar menjadi panik.
Pada akhirnya sejumlah petugas tim Gugus Tugas Covid-19 Maluku Utara datang dengan APD untuk mengamankan para psien tersebut.
Mereka kemudian memberikan penjelasan agar para pasien kembali bersedia diisolasi.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Maluku Utara Alwia Assagaf mengonfirmasi kejadian tersebut.
"Mungkin karena ada fase di mana petugas beristirahat, sehingga mereka menggunakan celah ini untuk kabur," kata Alwia Assagaf, dalam tayangan Kompas TV, Kamis (14/5/2020).
Saat ini penjagaan di lokasi karantina diperketat dengan aparat TNI dan Polri.
Alwia kemudian mengungkapkan alasan 10 pasien tersebut nekat kabur.
"Mereka merasa sudah terlalu lama berada di lokasi karantina," paparnya.

"Jadi rata-rata mereka yang kabur ini kurang lebih satu bulan, sebagiannya kurang dari satu bulan berada di lokasi karantina," lanjut Alwia.
Selain itu, mereka ingin menengok keluarga yang ditinggalkan di rumah selama menjalani isolasi.
"Mereka ini rindu dengan keluarga. Mereka memikirkan keluarga yang di rumah," jelas Alwia.
Mereka merasa sehat karena tidak ada gejala penyakit serius yang ditunjukkan.
Selain itu, selama isolasi mereka hanya mendapat perawatan dan pelayanan yang biasa.
"Kemudian mereka merasa mereka ini sehat, mereka tidak menunjukkan gejala apa-apa," kata Alwia.
"Setiap hari hanya dikasih vitamin, makan, minum, tapi mereka merasa tidak sakit," tambahnya.
Para pasien tersebut juga sempat mempertanyakan hasil tes yang belum sempat diberikan.
"Kemudian mereka mempertanyakan hasil laporan laboratorium, harusnya dikasih ke mereka," kata Alwia.
"Dari awal mereka masuk Rumah Sakit Chasan Basoeri sebagai rujukan provinsi di Ternate, sampai kemudian mereka dipindah ke karantina, itu petugas selalu menjelaskan tentang sakitnya," lanjut dia.
Setelah hasil tes keluar, setiap pasien telah diberitahu satu per satu bahkan dilengkapi dengan tanda tangan dokter spesialis yang bertanggung jawab.
"Sudah dua minggu ini kami buatkan hasilnya per orang dengan tanda tangan spesialis patologi klinik," jelas Alwia. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow dengan judul PDP Corona Bunuh Diri Lompat dari Lantai 4 RS di Jakarta, Teman Sekamar: Minta Pulang ke Rumah