Bulan Ramadhan

Diyakini Sebagai Malam Lailatul Qadar, Warga di Maluku Ini Berbondong Nyalakan Damar di Kuburan

Setiap bulan Ramadhan tepatnya jatuh di malam 27 likur atau bertepatan dengan malam 27 Ramadhan ada tradisi unik dari sebagian besar umat Muslim di

Editor: Ady Sucipto
KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY
Warga di Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Maluku Tengah menerangi kuburan keluarganya dengan membakar damar pada malam 27 likur atau malam 27 Ramdhan 1441 hijriah, Selasa (19/5/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, AMBON - Setiap bulan Ramadhan tepatnya jatuh di malam 27 likur atau bertepatan dengan malam 27 Ramadhan ada tradisi unik dari sebagian besar umat Muslim di Maluku

Warga secara beramai-ramai menerangi makam dengan damar atau obor di malam ke-27 Ramadhan. 

Mereka mengaku tradisi ini telah berlangsung turun temurun dari dahulu kala. 

Dilansir dari Kompas.com, sebagian besar warga meyakini malam 27 likur atau malam 27 Ramadhan merupakan

Malam Lailatul Qadar yang dinantikan semua umat Islam yang menjalankan puasa.

Di malam tersebut, seluruh muslim di Maluku yang berada di desa mendatangi pemakaman dan menyalakan damar atau obor.

“Malam ini warga di Tulehu juga sedang melakukan tradisi bakar damar di kuburan di malam 27 likur,” kata Hamzah Lestaluhu, salah satu pemuka masyarakat Tulehu kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Selasa (19/5/2020).

Hamzah mengatakan, tradisi menyalakan damar di kuburan saat malam 27 Ramadhan di desa Tulehu telah ada sejak zaman dahulu.

Menurutnya, tradisi ini memiliki keutamaan tersendiri.

Sebab, pintu-pintu rahmat tidak hanya akan dibuka bagi orang yang masih hidup, tapi juga bagi mereka yang telah meninggal dunia.

“Kami percaya bahwa malam Lailatul Qadar yang merupakan malam paling baik dari 1.000 malam ini akan memberi rahmat bagi semua mahluk di bumi,” katanya.

Tidak hanya di Desa Tulehu, warga lainnya di Pulau Ambon dan Maluku juga melakukan hal yang sama.

Di Desa Latu Kabupaten Seram Bagian misalnya, masyarakat berbondong-bondong mendatangi makam selepas magrib untuk menyalakan damar.

“Malam ini ramai sekali, semua warga membakar damar di setiap kuburan sama seperti tahun-tahun lalu juga,” kata Bakri Patty, salah satu warga Desa Latu.

Warga yang datang juga mendoakan keluarganya yang sudah meninggal dunia agar seluruh dosanya diampuni.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved