Ini Penyesalan & Pengakuan Pria Bertato Indonesia yang Turut Dalam Aksi Demo Berujung Rusuh di AS
Usut punya usut, foto pria yang viral tersebut diketahui bernama Rainey A Backues ini menjadi sorotan beberapa media terkemuka dunia.
TRIBUN-BALI.COM - Aksi demonstrasi yang terjadi di wilayah Amerika Serikat yang berujung kerusuhan di sejumlah wilayah memantik sorotan hangat publik, tak terkecuali di Indonesia.
Pasalnya, dalam foto aksi unjuk rasa yang beredar terdapat pria bertato peta Indonesia di lengan kanannya turut serta dalam aksi yang berujung rusuh.
Usut punya usut, foto pria yang viral tersebut diketahui bernama Rainey A Backues ini menjadi sorotan beberapa media terkemuka dunia.
Media sosial memang sempat dihebohkan dengan foto Rainey yang sedang merusak properti saat protes kematian George Floyd di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Dalam foto yang dimuat The Inquirer, pria berkaus krem dan bercelana hitam tersebut dari belakang terlihat akan melempar sesuatu ke ke bangunan Wells Fargo Bank di depannya.
Sementara itu pengguna Facebook Tom Kelly IV turut memposting foto pria ini dari sudut depan tubuhnya.
"Seorang pria mengambil benda dan melemparkannya ke kaca Wells Fergo Bank, tapi benda itu tidak menembus kaca," tulis Tom Kelly.

Berikut sejumlah fakta yang dirangkum tentang Rainey A Backues:
1. Berikan Klarifikasi
Mengetahui fotonya viral, Rainey langsung memberikan klarifikasi.
Ia mengakui foto viral tersebut adalah dirinya yang bertato peta Indonesia.
Rainey ikut aksi demo dan lalu merusak karena larut dalam kemarahan atas kasus kematian pria kulit hitam, George Floyd, yang tewas akibat perlakuan sadis polisi di Minnesota.
2. Minta Maaf ke Warga Keturunan Indonesia
Rainey juga meminta maaf kepada komunitas warga keturunan Indonesia di Philadelphia, AS.
"Saya juga ingin meminta maaf kepada masyarakat Indonesia di Philadelphia," lanjutnya di caption.
Lokasi kejadian ini memang di Philadelphia dan foto yang bikin heboh itu adalah foto saat Rainey sedang memegang sebuah benda untuk memecahkan kaca bank Wells Fargo.
Lengan kanannya yang terbuka memperlihatkan tato peta Indonesia.

3. Lahir di Pulau Jawa
Rainey mengaku lahir di Pulau Jawa, namun ia sudah menjadi warga naturalisasi AS.
Rainey mengaku hanya warga biasa di Philadelphia.
Namun, emosinya ikut tersulut atas peristiwa terbunuhnya George Floyd.
"Anda mungkin mengenali saya dari beberapa foto yang beredar di media sosial dalam beberapa jam terakhir."
"Jika Anda mengenal saya secara pribadi, Anda akan tahu bahwa apa yang terlihat di sana sangat berbeda dengan saya."
Rainey melanjutkan, ia biasanya mengawali hari dengan bersepeda setiap pagi.
Lalu, saat itu ia melalui Center City dan ikut melakukan demonstrasi.
"Awalnya saya ingin mendokumentasikan di Instagram Story tentang apa yang saya lihat untuk mereka yang berada di rumah."
"Tetapi, setelah malam berlalu, diri saya mulai merasakan kemarahan pada pembunuhan George Floyd dan perasaan ketidakadilan polisi nasional dari kerusuhan yang merebak."
"Bahkan hari ini, saya masih merasakan sakit hati akibat ketidakadilan rasial yang sering diarahkan ke orang kulit berwarna, termasuk saya sendiri. Perasaan ini sangat mendalam."
4. Menyesal Hancurkan Properti
Dalam unggahannya, Rainey yang memiliki tato kepulauan Indonesia di lengan kanannya juga mengungkapkan penyesalannya.
Ia menyesal lantaran meluapkan amarah dengan menghancurkan properti.
"Berunjuk rasa bukan hal yang sama dengan merusak," tulisnya.
"Karena itu, sekarang saya ingin meminta maaf kepada gerakan BLM (Black Lives Matter) dan juga kepada para demonstran yang jelas menunjukkan pertentangan mereka terhadap ketidakadilan yang kita lihat sekarang."
5. Soal Tato Peta Indonesia
Kemudian, mengenai tatonya yang bergambar pulau-pulau Indonesia, Rainey mengaku, dia adalah warga negara AS yang dinaturalisasi.
Dia sendiri lahir di Pulau Jawa.
"Saya juga ingin meminta maaf kepada masyarakat Indonesia di Philadelphia," lanjutnya di caption.
6. Bukan Hasil Jarahan
Rainey di Instagram Story-nya juga memberikan klarifikasi soal swafoto dirinya yang menggantung sepatu sneaker di telinganya.
Ia menyebut barang itu bukan hasil jarahan.
"Jalanan dipenuhi dengan pakaian dan sepatu, dan saya pikir itu akan menekankan penjarahan yang terjadi jika saya berpose dengan cara ini."
"Saya sekarang menyesal mengunggah foto-foto itu."
"Sekali lagi, saya meminta maaf kepada semua masyarakat yang terkena dampak negatif ini dan menanggung malu."
Rainey mengakhiri klarifikasinya dengan menulis bahwa ia bersedia bertanggung jawab penuh atas tindakannya dan telah belajar banyak dari kejadian ini.

Demonstrasi kematian George Floyd
Aksi unjuk rasa besar-besaran terjadi di Amerika Serikat (AS) akibat kasus kematian pria kulit hitam, George Floyd, pada Senin (25/5/2020) lalu.
Floyd tewas setelah dibekuk polisi, lalu lehernya ditindih lutut polisi Derek Chauvin saat ia tiarap dan tidak membawa senjata.
Dia ditangkap empat polisi Minnesota karena diduga menggunakan uang palsu senilai USD 20 atau sekitar Rp 289 ribu.
Pria setinggi 2 meter itu sempat merintih tidak bisa bernapas dan semua badannya sakit, tetapi polisi mengabaikannya.
Ia akhirnya tewas setelah hampir 9 menit lehernya ditindih Chauvin.
Floyd diamankan polisi lantaran diduga memakai uang palsu saat membeli rokok di toko kelontong.
Insiden ini membuka luka lama komunitas Afrika-Amerika dan warga AS pada umumnya sehingga aksi protes meledak dan meluas secara nasional.
Sayangnya, di antara aksi protes yang damai menuntut agar Chauvin didakwa pembunuhan tingkat satu, ada oknum yang merusak properti dan menyebabkan kerusuhan.
Perkembangan Demo: Trump Dibawa Masuk Bunker
Demo di depan Gedung Putih yang semakin memanas memaksa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diungsikan ke dalam bunker bawah tanah, kemarin.
Pejabat Gedung Putih menerangkan bahwa Trump hanya dibawa beberapa saat saja ke dalam bunker itu.
Setidaknya presiden diamankan ke bunker selama kurang dari satu jam saja.
Dikutip dari CNN, sumber dari penegak hukum dan lainnya terkait penyelamatan Trump mengatakan bahwa ada anggota keluarga presiden lain yang diungsikan.
Antara lain ibu negara, Melania Trump dan putra mereka Barron.

Menurut sumber tersebut, protokol pengungsian presiden berikut dengan keluarga terdekatnya.
Sementara itu sumber kedua mengatakan kepada CNN bahwa jika kondisi Gedung Putih 'Merah' maka presiden akan diamankan segera ke Pusat Operasi Darurat.
Anggota keluarga utama lainnya, seperti Melania dan Barron juga akan diamankan.
Pada Minggu (31/5/2020) malam waktu AS, Gedung Putih menghimbau staf agar menyembunyikan kartu izin sampai memasuki Dinas Rahasia pada Senin (1/6/2020) ini.
Begitu pula saat para staf ingin pulang dari Gedung Putih, sebagaimana email yang diterima CNN.
Saat ini Gedung Putih sedang dalam kondisi siaga dengan pengamanan tinggi menyoal protes yang ada.
Sebelumnya Trump memuji pasukan rahasia yang berhasil mengendalikan protes di luar Gedung Putih pada Jumat malam waktu AS.
Lalu dia tampil dan bicara di acara peluncuran roket NASA, SpaceX.
Dalam pidatonya, Trump memperingatkan para pengunjuk rasa di seluruh negeri, menyatakan dukungan pada polisi, dan menyalahkan Antifa atas kerusuhan ini tanpa bukti yang jelas.
"Saya berdiri di hadapan Anda sebagai teman dan sekutu bagi setiap orang Amerika yang mencari keadilan dan perdamaian."
"Dan saya berdiri di hadapan Anda dalam oposisi yang kuat terhadap siapa pun yang mengeksploitasi tragedi ini untuk menjarah, merampok, menyerang, dan mengancam. Penyembuhan, bukan kebencian, keadilan, bukan kekacauan, adalah misi yang dihadapi," kata Trump.
Trump mengatakan bahwa suara warga yang taat hukum harus didengar.
"Kita harus membela hak setiap warga negara untuk hidup tanpa kekerasan, prasangka atau ketakutan," kata Trump sebelum mendukung para polisi.
"Tidak ada yang lebih kesal selain rekan penegak hukum oleh segelintir orang yang gagal mematuhi sumpah mereka untuk melayani dan melindungi," tambah Trump.
Dalam pesan Twitter-nya pada Sabtu (30/5/2020) pagi, Trump tidak berupaya menurunkan suhu atau menghibur orang Amerika yang menghadapi krisis kesehatan dan ras yang beriringan ini.
Sementara itu, keputusan untuk mengamankan Presiden terjadi ketika para demonstran berhadapan dengan petugas Dinas Rahasia di luar Gedung Putih selama berjam-jam pada Jumat.
Massa mulai rusuh dengan berteriak, melempar botol-botol air, dan benda-benda lain ke arah barisan petugas dan berusaha menerobos portal.
Meski massa terus menerus merusak portal itu, aparat keamanan terus menggantinya demi mencegah kerumunan masuk lebih dalam.

Bahkan para pasukan pengamanan ini menanggapi dorongan dan teriakan agresif massa dengan menggunakan semprotan merica pada pengunjuk rasa.
Sepanjang malam, para pengunjuk rasa meneriakkan dukungan mereka untuk George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah dikunci lehernya oleh seorang perwira polisi kulit putih dan ketidaksukaan mereka terhadap Trump.
Setidaknya aparat keamanan berhasil mengamankan enam orang dari massa itu.
Kini Trump dihadapkan dengan perpecahan yang muncul di antara sekutu dan penasihat utama Presiden tentang bagaimana Presiden harus mengatasi beberapa malam protes dan kerusuhan.
Trump didesak oleh beberapa penasihat untuk secara resmi menangani negara dan menyerukan ketenangan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/ Daryono) (Kompas.com/ Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul FAKTA-fakta Foto Viral Pria Bertato Peta Indonesia Ikut Demo Rusuh di AS: Trump Dibawa ke Bunker