Pembahasan Belajar dari Rumah TVRI: Menceritakan Kembali Sejarah Berdirinya Museum Nasional

Kali ini kita kembali akan membahas soal dan jawaban setelah menyaksikan tayangan Museum Nasional untuk siswa kelas 4-6 SD dalam Belajar dari Rumah

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
Tangkapan layar.
Museum Nasional terkenal dengan sebutan Museum Gajah karena terdapat arca gajah perunggu yang berdiri di depan gedung museum. 

TRIBUN-BALI.COM - Pekan kedelapan Belajar dari Rumah TVRI pada edisi Rabu 3 Juni 2020, siswa kelas 4-6 SD akan menyaksikan tayangan tentang Museum Nasional.

Tayangan Museum Nasional dapat disaksikan melalui stasiun TVRI pada pukul 09.00 WIB.

Dengan menyaksikan dan belajar dari tayangan tersebut, siswa diharapkan mampu menulis esai pendek untuk menggambarkan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur.

Nah, kali ini kita kembali akan membahas soal dan jawaban setelah menyaksikan tayangan Museum Nasional.

Soal 1
Ceritakan kembali sejarah berdirinya Museum Nasional menggunakan bahasamu sendiri!

Jawaban:
Museum Nasional Republik Indonesia juga lebih dikenal sebagai Museum Gajah atau Gedung Gajah.

Museum Nasional terkenal dengan sebutan Museum Gajah karena terdapat arca gajah perunggu yang berdiri di depan gedung museum.

Patung gajah ini hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) di Thailand yang pernah berkunjung ke Museum Nasional pada tahun 1871.

Selain itu, Museum Nasional Indonesia juga kadang disebut sebagai gedung arca, karena menyimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.

Museum Nasional terletak di Jakarta Pusat, tepatnya Jalan Medan Merdeka Barat 12.

Museum Nasional menjadi museum terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara dengan jumlah koleksi sekitar 141 ribu.

Cikal bakal Museum Nasional ini lahir 24 April 1778 saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG).

BG adalah lembaga independen yang didirikan untuk memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan.

Ketua perkumpulan bernama JCM Radermacher menyumbang sebuah gedung di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya.

Sumbangan Radermacher ini menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.

Soal 2
Di Museum Nasional terdapat patung arca Ganesha. Coba jelaskan makna dari bentuk arca Ganesha tersebut!

Jawaban:
Ganesha adalah dewa berkepala gajah dan menjadi dewa ilmu pengetahuan.

Ciri utamanya adalah memiliki belalai yang sedang menghisap isi mangkuk di genggamannya.

Isi mangkuk dalam genggamannya diibaratkan sebagai pengetahuan yang terus dihisap dan tidak akan pernah habis.

Soal 3
Sebagai siswa yang hidup di zaman milenial, bagaimana pendapatmu tentang sejarah manusia dari zaman purba seperti dijelaskan dalam tayangan tadi?

Jawaban:
Pendapat saya tentang sejarah manusia dari zaman purba adalah:

Dari sejarah tersebut, kita bisa belajar tentang kehidupan.

Sejarah manusia purba yang ada di museum harus dilestarikan.

Kita juga menjadi tahu, kehidupan manusia dari masa ke masa.

Di setiap masa, kita bisa belajar mengenai kebudayaan dan teknologi di masa lalu.

*Disclaimer: Kunci jawaban ini hanya sekadar pegangan untuk orangtua mengoreksi jawaban anak.

Nah demikianlah pembahasan materi Museum Nasional untuk program Belajar dari Rumah TVRI hari ini.

Selain tayangan tersebuut, seperti pekan-pekan sebelumnya, program Belajar dari Rumah TVRI kali ini masih akan menayangkan Jalan Sesama untuk PAUD.

Ada pula Petuangan Oki dan Nirmala bagi siswa SD kelas 1-3.

Berikutnya, siswa SMP dan sederajat hari ini akan belajar sains dengan materi pembangkit listrik tenaga matahari.

Sementara siswa SMA/SMK hari ini akan disuguhkan tayangan tentang yoghurt dari susu kambing.

Selain untuk siswa, TVRI hari ini juga menghadirkan  tayangan untuk guru dan orang tua dalam Keluarga Indonesia.

Kemudian pada malam hari, program Belajar dari Rumah di TVRI akan ditutup dengan penayangan film: Ca Bau Kan.

Nah, berikut adalah jadwal lengkap program Belajar dari Rumah TVRI edisi Selasa, 2 Juni 2020:

  • 08.00 - 08.30 WIB: PAUD: Jalan Sesama: Ayo Siap-siap
  • 08.30 - 09.00 WIB: SD Kelas 1-3 dan sederajat: Petualangan Oki dan Nirmala: Pesta Balon
  • 09.00 - 09.30 WIB: SD Kelas 4-6 dan sederajat: Museum Nasional
  • Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
  • 10.00 - 10.30 WIB: SMA/SMK dan sederajat: Yoghurt dari Susu Kambing
  • 10.30 - 11.00 WIB: Keluarga Indonesia: Kesehatan Anak
  • 21.30 - 23.30 WIB: Film: Ca Bau Kan

Selain menyaksikan langsung melalui televisi, program Belajar dari Rumah dapat disaksikan secara streaming.

Berikut link streaming program Belajar dari Rumah TVRI:

>>> Link 1

>>> Link 2

>>> Link 3

Sebagaimana diketahui, program Belajar dari Rumah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan alternatif kegiatan pembelajaran selama anak belajar di rumah karena terdampak masa pandemik Covid-19.

Tayangan dalam program ini meliputi tayangan untuk anak usia PAUD dan sederajat, SD dan sederajat, SMP dan sederajat, SMA/SMK dan sederajat, dan program keluarga dan kebudayaan.

Pembelajaran dalam program Belajar dari Rumah ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi.

Selain itu, tujuan lain program tersebut adalah untuk membangun kelekatan dan ikatan emosional dalam keluarga, khususnya antara orang tua/wali dengan anak, melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan serta menumbuhkan karakter positif.

13 Juli Tahun Ajaran Baru
Tahun ajaran baru 2020/2020 akan dimulai pada 13 Juli mendatang.

Tahun ajaran baru ditandai dengan adanya proses Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020 yang segera dimulai.

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Plt. Dirjen PAUD Dasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad menegaskan bahwa ada perbedaan antara dimulainya Tahun Ajaran baru dengan tanggal dimulainya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk tatap muka.

Hal itu terkait dengan adanya masa pandemi Covid-19.

“Tanggal 13 Juli adalah tahun pelajaran baru, tetapi bukan berarti kegiatan belajar mengajar tatap muka. Metode belajar akan tergantung perkembangan kondisi daerah masing-masing,” jelas Hamid, dikutip dari laman resmi Kemdikbud RI.

Sebelumnya, Ikatan Guru Indonesia (IGI) meminta Kemendikbud untuk menggeser tahun ajaran baru 2020/2021 ke bulan Januari 2021.

Dilansir dari Kompas.com, IGI menilai menggeser tahun ajaran baru 2020/2021 ke bulan Januari 2021 memberikan kesempatan Kemendikbud meningkatkan kompetensi guru selama 6 bulan.

Dengan demikian, di bulan Januari para guru sudah bisa menyelenggarakan PJJ berkualitas dan menyenangkan jika ternyata Covid-19 belum tuntas.

Selain itu, penggeseran tahun ajaran baru bisa dianggap bisa mengurangi stres orangtua dan siswa terkait ancaman penularan Covid-19.

“Dengan dimulainya PPDB ini sebenarnya sudah jelas bahwa kami tidak memundurkan kalender pendidikan ke bulan Januari. Kenapa tidak memundurkan? Karena kalau memundurkan maka akan ada konsekuensi yang harus kita sinkronkan,” imbuh Hamid.

Hamid menambahkan, salah-satu konsekuensinya adalah peserta didik untuk tingkat SMA dan SMP yang sudah dinyatakan lulus.

“Kelulusan siswa SMA dan SMP sudah diumumkan, sebentar lagi akan diumumkan untuk kelulusan siswa SD. Artinya kalau sudah lulus kemudian diperpanjang, anak yang lulus ini mau dikemanakan? Termasuk juga perguruan tinggi juga sudah melakukan seleksi,” ujar Hamid.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, Chatarina Muliana Girsang menambahkan bahwa hal yang mungkin menjadi masalah dalam PPDB metode luring.

Kehadiran fisik dibutuhkan di sekolah karena beberapa alasan yang menyebabkan ketidaksiapan daerah untuk melaksanakan sistem daring (online).

“Tentu saja sesuai dengan yang diperintahkan oleh Bapak Presiden bahwa dalam pelaksanaan PPDB jika tidak dapat menghindari pertemuan langsung maka untuk metode luring harus memperhatikan protokol kesehatan seperti penyediaan masker dan hand sanitizer, menjaga jarak, dan tidak melakukan kerumunan,” tegas Chatarina.

“Oleh karena itu dalam metode luring kami harapkan kesiapan pemerintah daerah untuk jauh-jauh hari menyampaikan pelaksanaan PPDB nya secara luring sehingga dapat membagi waktu pendaftaran agar tidak terjadi kerumunan yang akan menyulitkan pendaftar untuk menjaga jarak,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved