Curhat Viral Tagihan Listrik PLN Pria di Malang Capai Rp 20 Juta, Ini Penjelasan & Jawaban PLN

Belakangan ini tingginya tagihan listrik PLN ke warga menjadi perbincangan hangat publik selama berlangsungnya kebijakan kerja dari rumah atau

Editor: Ady Sucipto
Tribun Pekanbaru
(ilustrasi), meteran listrik PLN. 

TRIBUN-BALI.COM - Belakangan ini tingginya tagihan listrik PLN ke warga menjadi perbincangan hangat publik selama berlangsungnya kebijakan kerja dari rumah atau Work From Home (WFH). 

Tingginya tagihan listrik PLN dikeluhkan tak hanya oleh warga namun juga sempat disinggung oleh penyanyi Tompi

Kini kasus serupa kembali terjadi. 

Dilansir Tribun Bali dari laman Tribunnews.com, Teguh Wuryanto seorang pemilik bengkel las dari Malang, Jawa Timur terkejut dan mengeluhkan tingginya tagihan listrik PLN hingga mencapai Rp 20, 1 juta. 

Kejadian ini membuat kaget, lantaran tagihan listrik PLN biasanya hanya berkisar Rp 1-2 juta perbulannya. 

Terlebih selama pandemi Covid-19 ini, ia pun jarang menggunakan peralatan di bengkelnya. 

Teguh pun sempat menuliskan kejadian yang ia alami ini di media sosial facebook dan menjadi viral.

Seorang pemilik bengkel las asal Malang, Teguh Wuryanto mengeluhkan tingginya tagihan listrik PLN yang ia gunakan hingga mencapai Rp 20,1 juta.
Seorang pemilik bengkel las asal Malang, Teguh Wuryanto mengeluhkan tingginya tagihan listrik PLN yang ia gunakan hingga mencapai Rp 20,1 juta. (facebook)

Berikut ini kronologinya. 

Teguh mengatakan keanehan nominal tagihan bermula sejak meteran listrik di bengkelnya diganti dari analog ke digital pada Januari 2020.

Sejak saat itu, tagihan listriknya mulai naik, namun ia tidak menaruh curiga karena masih dianggap wajar.

Mengutip Kompas.com, tagihan pada bulan Februari sebesar Rp 2.152.494, kemudian pada Maret sebesar Rp 921.067 dan pada April kembali naik menjadi Rp 1.218.912.

Namun pada Mei, tagihan listriknya naik berkali-kali lipat menjadi Rp 20.158.686.

Menurut Teguh yang telah menjadi mitra dengan PLN selama 23 tahun ini tidak pernah terjadi masalah.

"Hubungan kami selama ini baik-baik saja, dan saya juga nggak merasa melakukan kesalahan apapun pada pihak PLN," tulis Teguh di Facebooknya.

Penjelasan PLN

Direktur Niaga dan Manajemen PLN Bob Saril mengatakan, melonjaknya tagihan listrik tersebut diakibatkan adanya kerusakan alat penyimpanan energi yang dikenal dengan kondensantor atau kapasitor.

Dilansir Kompas.com, Bob menjelaskan, jenis kegiatan las seperti yang dilakukan Teguh memang seringkali mengakibatkan ketidakstabilan tegangan listrik.

Diperlukan kapasitor untuk menyimpan dan menstabilkan tegangan listrik tersebut.

Kapasitor sendiri menghasilkan daya reaktif (kVarh) yang biayanya berbeda dengan tarif listrik pada umumnya, yakni kWh.

Bob mengatakan, kapasitor yang dimiliki Teguh itu mengalami kerusakan, sehingga terjadi kebocoran daya.

Namun pada saat rusak tersebut, pemilik tidak sadar karena juga baru terdeteksi setelah meteran diganti ke meteran digital.

Penyelesaian

Manajer Bagian keuangan, SDM dan Administrasi PLN UP3 Malang, Ferbiana Marnarizka Putri mengatakan, tagihan yang dimiliki teguh harus tetap dibayar.

Jika tidak maka kepesertaan Teguh dari pelanggan PLN akan dicabut.

Namun demikian, pihaknya memberi kelonggaran agar bisa dibayar dengan cara menyicicil.

"Pertimbangannya memang karena Itu kan murni pemakaian dia dan untuk temponya yang bersangkutan (Teguh) meminta 6 kali cicilan," kata Febrina, dikutip dari SuryaMalang.com.

Febrina menganggap pihak PLN Malang tidak bersalah atas lonjakan tagihan listrik yang dialami Teguh.

Karena fakta empiris tarif kenaikan bisa dibuktikan dengan catatan meteran lisrik.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tagihan Listrik Pemilik Bengkel di Malang Tembus Rp 20 Juta, Begini Kronologi dan Penjelasan PLN

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved