Laut China Selatan Bergejolak, TNI AL Kerahkan Kapal Perang Jenis Fregat dan Korvet ke Natuna
Mengantisipasi peristiwa serupa, Kepulauan Natuna kini kembali diperkuat oleh TNI Angkatan Laut (AL) dengan menyiagakan sejumlah kapal perang KRI.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Beberapa waktu belakangan ini, Laut China Selatan kembali memanas setelah China terlibat insiden dengan kapal-kapal nelayan Vietnam.
Mengantisipasi peristiwa serupa, Kepulauan Natuna kini kembali diperkuat oleh TNI Angkatan Laut (AL) dengan menyiagakan sejumlah kapal perang KRI.
TNI AL mengirim kapal perang jenis Fregat dan Korvet di Perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Kapal perang anti kapal selam itu disiagakan sebagai upaya antisipasi potensi meluasnya kemelut antara Amerika Serikat dengan China di Laut China Selatan (LCS).
" TNI AL dalam hal ini Koarmada I terus menyiagakan unsur KRI di Natuna dan antisipasi meluasnya dampak naiknya tensi di LCS," ujar Kepala Dinas Penerangan Komando Armada (Kadispenkoarmada) I TNI AL, Letkol Laut Fajar Tri Rohadi saat dihubungi, Jumat (19/6/2020).
Adapun 4 KRI tersebut meliputi, KRI Bung Tomo-357, KRI Slamet Riyadi-352, KRI Bontang-907, dan KRI Wiratno-379.
Selain antisipasi seiring meningkatnya eskalasi ketegangan di LCS, kapal perang tersebut juga disiagakan untuk menggelar patroli rutin.
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk terus melindungi kedaulatan dan kepentingan Indonesia.
"Peningkatan kesiagaan sudah hal yang pasti dan kesiagaan KRI di wilayah itu memang sudah dari dulu," kata Fajar.
Ketegangan antara AS dan China tengah kian meruncing di LCS belakangan ini.
Terbaru, militer AS bahkan menerjunkan 3 kapal induknya berbobot 100.000 ton di kawasan tersebut.
Ketiga kapal induk tersebut adalah USS Ronald Reagan, dan USS Theodore Roosevelt, dan USS Nimitz.
Dengan diterjunkannya ketiga kapal induk tersebut diprediksi akan membuat ketegangan AS dan China di LCS semakin memanas.
Insiden Januari 2020