Update Covid-19: 603 Orang Telah Sembuh di Bali, Gugus Tugas Nasional Soroti CFD di Jakarta

Jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di Bali sudah ada sebanyak 603 orang setelah ada penambahan sebanyak 17 orang pada Minggu (21/6/2020)

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Rizal Fanany
Sebanyak 43 pedagang ikan di pelataran Pasar Kumbasari dan tukang suwun di Pasar Gunung Agung, Denpasar mengikuti tes swab, Minggu (7/6/2020). 

TRIBUN-BALI.COM - Jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di Bali sudah ada sebanyak 603 orang.

Jumlah tersebut setelah ada penambahan sebanyak 17 orang WNI, yang terdiri dari 5 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan 12 orang transmisi lokal per Minggu (21/6/2020).

Jika dipersentasekan, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Bali sebesar 57,70 persen.

Meski demikian, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali juga masih terus bertambah.

Per Minggu (21/6/2020) kemarin, ada penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 32 orang WNI yang terdiri dari 2 orang PMI, 1 orang imported case, dan 29 orang transmisi lokal.

Dengan demikian, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Bali mencapai 1.045 kasus.

Sedangkan jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal kembali bertambah 2 orang WNI.

Sehingga, total kasus kematian yang terkait Covid-19 di Bali sudah ada 9 orang yang terdiri dari 7 orang WNI dan 2 orang WNA.

Jika dipersentasekan, hanya 0,86 persen kasus meninggal terkait Covid-19 di Bali.

Adapun jumlah pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) per Minggu kemarin sebanyak 433 orang yang berada di 11 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah dan BPK Pering.

"Jumlah angka positif di Bali sebagian besar masih didominasi oleh transmisi lokal secara komulatif sejumlah 705 orang," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Bali, Minggu (21/6/2020).

"Untuk itu, sekali lagi, dalam menekan kasus transmisi lokal maka masyarakat harus sadar dan disiplin dalam melakukan upaya pencegahan virus ini," imbuhnya.

Jika dilihat dari sebarannya, Kota Denpasar masih menjadi wilayah dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di Bali.

Berdasarkan data dari pendataan.baliprov.go.id, per Minggu kemarin jumlah kasus positif Covid-19 di Denpasar sebanyak 363 kasus.

Disusul Kabupaten Badung (136 kasus), Buleleng (120 kasus), Bangli (111 kasus), Klungkung (82 kasus), Gianyar (72 kasus), Tabanan (55 kasus), Karangasem (45 kasus), dan Jembrana (31 kasus).

Dua Orang Meninggal
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bali melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Minggu (21/6/2020) mengumumkan ada dua orang tambahan pasien positif Covid-19 yang meninggal.

"Bertambah dua orang positif Covid meninggal. Kini ada 9 orang, terdiri dari 7 WNI dan 2 WNA," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, dalam siaran pers di Denpasar.

Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, mengatakan pasien meninggal berasal dari Klungkung dan Denpasar.

"Dari Klungkung dan dari Denpasar," singkatnya.

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, membenarkan ada pasien dari Denpasar, serta seorang warga asal Klungkung yang berdomisili di Denpasar, meninggal dunia.

Ia mengatakan pasien yang berasal dari Klungkung yakni seorang laki-laki umur 50 tahun (I Putu AS, red).

Korban berdomisili di Desa Dauh Puri Kangin, dan merupakan tukang panggul barang di Banjar Titih.

Yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes, dan ginjal. Korban dikubur di Klungkung yang merupakan daerah asalnya.

Sementara pasien meninggal kedua yakni seorang perempuan umur 46 tahun dari Kelurahan Dangin Puri.

Seorang perempuan (46) yang masuk rumah sakit pada 8 Juni 2020 karena mengidap penyakit bawaan ginjal kronis.

Perempuan ini merupakan pegawai RSUD Wangaya bagian pemeliharaan sarana dan prasarana. Ia meninggal Sabtu (20/6) pukul 20.00 Wita di RSUP Sanglah.

Di sisi lain, Desa Padangsambian Kelod melakukan isolasi gang tempat tinggal pasien Covid-19 yang meninggal, yakni pedagang canang di Pasar Kumbasari, pada Sabtu (20/6/2020).

Walaupun diisolasi, namun warga yang berada di areal gang masih bisa beraktivitas.

"Kami tidak melakukan lockdown, hanya isolasi saja. Gangnya besar dan tembus. Warga masih bisa beraktivitas karena rumah satu warga dengan warga lainnya tidak mepet-mepet," kata Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra, Minggu (21/6) siang.

Selain melakukan isolasi gang, direncanakan semua penghuni gang akan mengikuti rapid test massal. Rapid test ini rencananya akan dilaksanakan pada Rabu (24/6) mendatang.

"Kami rencanakan rapid test masal untuk 211 warga penghuni gang. Ini semua penghuni gang tersebut dirapid," kata Wijaya.

Untuk pengawasan, pihaknya mengaku melaksanakan sesuai dengan apa yang ada di Perwali Nomor 32 tahun 2020 tentang pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM).

Gugus Tugas Soroti CFD di Jakarta
Secara nasional, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia juga masih terus bertambah.

Per Minggu (21/6/2020) kemarin, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional) mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 862 kasus, sehingga totalnya menjadi 45.891 kasus.

Berikutnya, untuk pasien sembuh ada penambahan sebanyak 521 orang, sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh di Indonesia menjadi 18.404 orang.

Kemudian untuk kasus meninggal menjadi 2.465 setelah ada penambahan 36 kasus.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto menjelaskan, akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 18.229 pada hari sebelumnya, Sabtu (20/6/2020) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 639.385.

Uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 121 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 95 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 245 lab.

Selain itu, Yurianto juga menyoroti bahwa masih banyak masyarakat yang lupa dengan protokol kesehatan, terutama untuk menjaga jarak atau physical distancing sebagai upaya pecegahan Covid-19.

Hal itu terlihat dari pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Jakarta, Minggu (21/6/2020).

Yuri meminta bahwa pelaksanaan CFD di tengah pandemi Covid-19 agar menjadi evaluasi bersama.

“Hari ini kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti pelaksanaan Car Free Day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa, bahwa physical distancing penting, ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama,” ujar Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (21/6/2020).

Tak hanya Jakarta, Yurianto juga mengungkapkan bahwa protokol kesehatan physical distancing juga masih belum tertib dilakukan masyarakat, seperti yang terpantau di sejumlah bandar udara (bandara), khususnya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.

"Beberapa bandara udara, Bandar Udara yang akan melaksanakan penerbangan di hari Minggu ini, terutama yang mengarah ke pulau Jawa, kami lakukan pemantauan di Batam, dan di beberapa tempat yang lain, juga demikian. Kita masih melihat, banyak masyarakat yang belum tertib untuk menjaga physical distancing,” ungkap Yuri.

Menurutnya, meski masyarakat telah tertib menggunakan masker, akan tetapi menjaga jarak merupakan hal yang penting dilaksanakan, terutama ketika berada di ruang publik.

"Ini harus dibutuhkan kerja bersama, terus menerus, tidak terhenti. Semangat kita, gotong royong, menjadi penting untuk saling melindungi, saling menjaga, agar penularan ini bisa kita hentikan,” kata dia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved