Corona di Indonesia

Update Covid-19: Kluster Pasar Jadi Sorotan di Bali - Kasus Positif Tertinggi Ditempati Jawa Timur

Klaster pasar kini menjadi sorotan terkait penambahan kasus positif Covid-19 di Bali dalam beberapa minggu terakhir.

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi Update Covid-19 - Pengecekan suhu tubuh menggunakan infrared thermometer gun dan penggunaan masker untuk menghindari penyebaran virus Corona (Covid-19). 

TRIBUN-BALI.COM - Klaster pasar kini menjadi sorotan terkait penambahan kasus positif Covid-19 di Bali dalam beberapa minggu terakhir.

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra mengungkapkan, penambahan kasus positif yang disebabkan transmisi lokal masih didominasi oleh hasil tracing kontak klaster pasar.

Terkait itu, Dewa Made Indra menggelar rapat koordinasi dengan pengelola pasar rakyat/tradisional mambahas penertiban pelaksanaan protokol kesehatan di pasar tradisional, Selasa (30/6/2020).

Ia merinci sejumlah pasar yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Bali yaitu Pasar Kidul Bangli, Pasar Bon Dalem Buleleng, Pasar Kumbasari Denpasar dan Pasar Galiran Klungkung.

“Di Pasar Kidul, kasus positif Covid-19 pertama kali ditemukan pada seorang tukang suwun yang kemudian menular pada sejumlah pedagang dan keluarganya. Berikutnya ada Pasar Bon Dalem, bahkan Pemkab Buleleng sempat melakukan karantina wilayah untuk mengunci penyebaran Covid-19,” urainya.

Belakangan muncul klaster penyebaran baru di dua pasar besar yaitu Pasar Kumbasari Denpasar dan Pasar Galiran Kabupaten Klungkung.

Bahkan, klaster Pasar Kumbasari menjadi penyumbang terbesar penambahan angka positif Covid-19 di Kota Denpasar.

Dari rapat tersebut, Dewa Indra mendorong dibentuknya satgas/posko di setiap pasar tradisional baik yang dikelola oleh pemerintah maupun desa adat.

Terkait pembentukan satgas/posko ini, pengelola pasar dapat bekoordinasi dan berkolaborasi dengan unsur TNI/Polri, disperindag dan desa adat.

Satgas inilah yang nantinya setiap hari bertugas mengawasi dan mendisiplinkan para pedagang dan pengunjung pasar dalam penerapan protokol kesehatan.

“Ingatkan soal penggunaan masker yang baik dan benar, arahkan pengunjung pasar agar mencuci tangan ketika masuk ke ke luar pasar. Khusus untuk cuci tangan, satgas juga punya tugas memastikan ketersediaan air dan sabun cuci tangan. Jangan sampai mengarahkan namun airnya tak mengalir, sabun juga habis,” imbuhnya.

Sementara itu, kemarin Gugus Tugas Provinsi Bali juga menyampaikan perkembangan kasus Covid-19 di Bali.

Per Selasa (30/6/2020), kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali bertambah sebanyak 49 orang.

Sehingga secara kumulatif, jumlah kasus positif Covid-19 di Bali sudah mencapai 1.493 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.132 kasus (75,82 persen) positif Covid-19 di Bali merupakan transmisi lokal.

Berikutnya pasien sembuh juga ada penambahan sebanyak 15 orang, sehingga totalnya menjadi 798 orang.

Dengan demikian, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Bali mencapai 53,45 persen.

Kemudian ada pula penambahan 1 kasus meninggal terkait Covid-19, sehingga total pasien yang meninggal menjadi 14 orang.

Jika dipersentasekan, kasus kematian terkait Covid-19 di Bali sebesar 0,94 persen.

Secara terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai mengatakan pasien yang meninggal merupakan seorang perempuan (54) yang tinggal Kelurahan Kesiman dan berasal dari Jembrana.

Ia masuk rumah sakit tanggal 9 Juni 2020 dengan keluahan sesak nafas.

Ia memiliki riwayat penyakit infeksi paru-paru dan dirawat di RSUP Sanglah.

"Pasien tersebut meninggal pagi tadi pukul 09.00 Wita di RSUP Sanglah," katanya, Selasa (30/6/2020).

Adapun pasien positif Covid-19 di Bali yang saat ini masih dalam perawatan (kasus aktif) tersisa sebanyak 681 orang.

Sementara itu, jika dilihat dari sebaran kasus di Bali, wilayah dengan kasus positif Covid-19 masih ditempati oleh Kota Denpasar.

Per Selasa kemarin, total kasus positif Covid-19 di Denpasar sudah mencapai 539 kasus.

Kemudian disusul Kabupaten Badung (187 kasus), Klungkung (162 kasus), Bangli (149 kasus), Buleleng (127 kasus), Gianyar (109 kasus), Karangasem (80 kasus), Tabanan (68 kasus), dan Jembrana (35 kasus).

Insentif untuk Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan
Diberitakan sebelumnya, petugas yang menangani pasien Covid-19, baik tenaga kesehatan maupun non kesehatan, bakal diguyur insentif oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.

Tenaga kesehatan yang bakal diberikan insentif di antaranya dokter spesialis, dokter dan perawat.

Sementara tenaga non kesehatan yakni petugas administrasi, petugas pembawa makanan, petugas laundry, petugas laboratorium, petugas tracing hingga supir ambulans.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan, dalam memberikan insentif tersebut Pemprov Bali sudah menyelesaikan payung hukumnya, baik berupa Peraturan Gubernur (Pergub), Keputusan Gubernur maupun petunjuk teknis (juknis).

“Sekarang sedang dilakukan verifikasi oleh Dinas Kesehatan. Nanti setelah selesai verifikasinya langsung dibayar oleh Dinas Kesehatan,” kata Dewa Indra saat ditemui usai mengikuti acara penutupan Bulan Bung Karno di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Selasa (30/6/2020).

Pemberian insentif untuk tenaga medis yang disalurkan oleh Pemprov Bali berbeda dengan yang diberikan oleh pemerintah pusat.

Dewa Indra menjelaskan, tenaga kesehatan ada yang rumah sakit tempatnya bekerja dibawah pemerintah pusat dan ada juga yang dibawah pemerintah daerah.

Satu-satunya rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19 di Bali yang berada dibawah naungan pemerintah pusat yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar.

Oleh karena itu, tenaga kesehatan yang bekerja di RSUP Sanglah Denpasar insentifnya dibayarkan oleh pemerintah pusat.

Namun untuk tenaga non kesehatan di RSUP Sanglah Denpasar insentifnya tetap diberikan oleh Pemprov Bali.

Hal itu dikarenakan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) RI Nomor HK.01.07/MENKES/278/2020 hanya memberikan insetif untuk tenaga kesehatan.

Sementara bagi tenaga kesehatan yang rumah sakitnya berada dibawah naungan pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota terutama yang menjadi rujukan pasien Covid-19 termasuk Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Udayana (Unud), insentifnya bakal diberikan oleh Pemprov Bali.

Namun tenaga kesehatan dan non kesehatan yang ikut menangani pasien Covid-19 tetapi di luar rumah sakit rujukan tidak akan mendapatkan insentif dari Pemprov Bali.

“Saya yakin Juli ini terbayar karena itu kan verifiasi saja ya. Ini kan dibayar tiga bulan sesuai arahan pusat ya. Ini diverifikasi berdasarkan absen mereka,” jelasnya.

Jawa Timur Tertinggi
Secara nasional, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga akhir Juni 2020 juga masih terus bertambah.

Provinsi Jawa Timur masih tercatat sebagai penyumbang tertinggi kasus positif Covid-19.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, Jawa Timur menambahkan kasus baru sebanyak 331 orang, sedangkan kasus sembuh sebanyak 121.

Hingga kemarin, jumlah kasus positif di Jawa Timur mencapai 12.136 kasus.

Jumlah kasus tersebut merupakan angka tertinggi di antara provinsi lainnya di Indonesia.

Sedangkan kasus di wilayah administrasi lain, Yurianto menyebutkan bahwa DKI Jakarta melaporkan 193 kasus baru dan 394 sembuh. Wilayah Jawa Tengah, kasus baru positif COVID-19 berjumlah 153, sedangkan sembuh 50.

“Kalimantan Selatan, melaporkan 106 kasus baru, dengan 38 sembuh. Kemudian, Sulawesi Selatan, melaporkan 89 kasus baru, dan 69 sembuh,” ujar Yurianto pada konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/6/2020).

Yurianto menambahkan, jumlah pemeriksaan spesimen untuk Selasa kemarin sebanyak 21.515 spesimen.

Adapun total spesimen yang telah diperiksa di seluruh lab dan fasilitas kesehatan berjumlah 803.898 spesimen.

“Dari jumlah tersebut kita dapatkan kasus baru konfirmasi Covid-19 sebanyak 1.293 orang, sehingga total menjadi 56.385 orang,” lanjut Yurianto.

Gugus Tugas Nasional kemarin juga mengumumkan adanya penambahan pasien sembuh sebanyak 1.006 orang, sehingga akumulasi sembuh berjumlah 24.806 orang. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved