Update Covid-19 di Bali: 66,81% Pasien Telah Sembuh, Kasus Positif di Denpasar Masih Tertinggi
Kota Denpasar masih menjadi wilayah dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak di Bali.
Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM - Kota Denpasar masih menjadi wilayah dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak di Bali.
Berdasarkan peta sebaran kasus, hingga Senin (13/7/2020) jumlah kasus positif Covid-19 di Denpasar sudah menyentuh angka 894 kasus.
Kemudian disusul Kabupaten Badung (301 kasus), Klungkung (215 kasus), Bangli (198), Gianyar (176 kasus), Buleleng (144 kasus), Karangasem (133 kasus), Tabanan (99 kasus), dan Jembrana (51 kasus).
Secara umum, jumlah kasus positif Covid-19 di Bali masih terus bertambah di tengah penerapan tatanan kehidupan era baru (new normal).
Senin (13/7/2020), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali kembali mengumumkan ada penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 62 orang yang terdiri dari 60 orang transmisi lokal dan 2 orang imported case.
Dengan demikian, jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali sudah mencapai 2.257 kasus.
Kasus positif Covid-19 di Bali masih didominasi oleh transmisi lokal yaitu 1875 kasus (83,07 persen).
Kemudian pasien sembuh juga bertambah sebanyak 97 orang, sehingga total pasien yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 1.508 orang.
Jika dipersentasekan, sebesar 66,81 persen pasien Covid-19 telah sembuh di Bali.
"Jumlah pasien yang telah sembuh sampai hari ini sejumlah 1.508 orang, bertambah 97 orang WNI dengan rincian 1 orang PMI, 2 orang Imported Case (Indonesia) dan 94 orang Transmisi Lokal," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra .
Berikutnya, jumlah pasien meninggal terkait Covid-19 tidak ada penambahan. Sehingga, jumlahnya masih tetap sebanyak 27 orang yang terdiri dari 25 orang WNI dan 2 orang WNA.
Adapun pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) di Bali saat ini berjumlah 722 orang yang berada di 17 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering.
Pedagang Pasar Abiantimbul Komplain
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 19 orang pedagang Pasar Abiantimbul, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar komplain saat akan di-swab untuk yang kedua kalinya, Senin (13/7/2020).
Pasalnya, hasil swab mereka baru keluar 10 Juli kemarin, dan kemudian diminta untuk mengikuti swab kembali pada Senin kemarin.
Dikonfirmasi Dirut Perumda Pasar Sewakadharma Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata mengatakan kejadian ini terjadi dikarenakan adanya mis komunikasi.
Kompyang menuturkan, pada 12 Juni lalu, ada seorang pedagang ikan yang terkena Demam Berdarah dan tidak berjualan sejak tanggal tersebut.
Dikarenakan lama menjalani opname dan tidak sembuh, maka tanggal 28 Juni dilakukan swab kepada pedagang tersebut.
Setelah hasil swab keluar, diketahui pedagang tersebut ternyata positif Covid-19.
"Karena positif kami bantu Tim Gugus Tugas Pemkot Denpasar untuk melakukan tracing kepada pedagang pada radius 10 meter. Dari hasil tracing tersebut kami temukan 25 orang pedagang," katanya.

25 orang pedagang tersebut kemudian menjalani swab pada 3 Juli 2020 lalu.
Dari 25 pedagang yang ikut swab, diketahui 6 orang pedagang positif Covid-19.
Karena ada yang positif maka dilakukan tracing kembali kepada pedagang yang berada pada radius 10 meter dan ditemukan 16 orang pedagang yang harusnya menjalani swab hari ini.
Akan tetapi dari pihak Puskesmas yang akan melakukan swab meminta agar pedagang yang sudah dinyatakan negatif sebelumnya sebanyak 19 orang untuk ikut swab kembali.
Alasannya karena 19 orang pedagang ini tak melakukan isolasi mandiri dan tetap berjualan selama hasil swab belum keluar.
"Nah pedagang kan komplain mereka, sudah negatif 'emang enak ditusuk-tusuk hidung saya?'" kata Kompyang menuturkan.
Dikarenakan 19 pedagang ini komplain, maka 16 pedagang yang harusnya ikut swab hari ini terpengaruh dan pelaksanaan swab pun ditunda.
Kompyang menuturkan, alasan pihak Puskesmas untuk melakukan swab kepada 19 pedagang yang sebelumnya sudah negatif dikarenakan sebelum hasil swab mereka keluar, pedagang ini tetap berjualan.
"Ini kan aneh, padahal SOP kami tidak demikian, kami tidak memberikan mereka berjualan jika hasil tes swab negatif atau rapidnya reaktif. Yang kedua jika mereka melanggar dimana mereka berada pada radius 10 meter dengan pedagang yang positif dan menolak untuk ikut tes, maka kami minta mereka melakukan isolasi mandiri 14 hari," kata Kompyang.
Kompyang menangatakan, sebelumnya pernah dilakukan swab sebanyak dua kali kepada pedagang Pasar Cokroaminoto dan mereka yang ikut tes diberikan tetap berjualan sambil menunggu hasil tes keluar.
Sehingga dengan kejadian ini, pihaknya menganggap hal ini aneh dan membebankan komplain pedagang kepada Perumda.
"Harusnya kalau memang harus isolasi mandiri, Gugus Tugas Koordinasi dengan Satgas masing-masing desa, kan ada nama-nama pedagangnya. Jika misalnya kami tidak ijinkan berjualan, di rumahnya mereka kan tetap berkeliaran ke mana-mana jika tak diawasi Satgas desa atau kelurahannya. Ini kan tidak sinkron jadinya, harusnya ada koordinasi," katanya.
Kompyang menambahkan, pihaknya tidak akan memaksa 19 pedagang yang hasil swabnya negatif untuk ikut swab lagi.
"Kalau menurut saya yang sudah diswab tidak usah dipaksakan untuk ikut swab yang kedua lagi. Yang 16 orang dari hasil tracing ini baru wajib untuk ikut tes," katanya.
Untuk pelaksanaan swab kepada 16 orang pedagang ini akan dikoordinasikan lebih lanjut.
Kasus Positif Terus Bertambah di Indonesia
Secara nasional, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia juga masih terus bertambah.
Berdasarkan data, penambahan kasus positif Covid-19 harian selalu tembus di angka 1000 kasus lebih.
Senin (13/7/2020), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengumumkan bahwa jumlah pemeriksaan spesimen telah mencapai 13.100 spesimen.
Dari pemeriksaan spesimen tersebut, diketahui jumlah terkonfirmasi positif 1.282 orang. Sehingga, total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 76.981 kasus.
Berikutnya total kasus sembuh yang dilaporkan kemarin adalah 1.051 orang sembuh sehingga, akumulasi totalnya menjadi 36.689 orang.
Sedangkan kasus meninggal dunia, Yurianto menyampaikan, 50 orang dilaporkan meninggal sehingga totalnya menjadi 3.656 orang.
Menurut Yirianto, kasus positif yang teridentifikasi dalam beberapa minggu terakhir adalah hasil pelacakan atau tracing, yang dilakukan secara masif.
Selain tracing, pihaknya juga melakukan upaya pemeriksaan laboratorium secara masif.
"Sebagian besar kasus yang kita dapatkan adalah kasus-kasus yang tidak ada indikasi untuk dirawat di rumah sakit," ujar Yurianto saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta (13/7/2020).
Yuroanto menambahkan, kunci pencegahan tergantung pada kedisiplinan dalam mematuhi protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak setidak-tidaknya satu sampai dua meter dengan orang lain.
Termasuk juga penggunaan masker secara benar.
"Kita harus meyakini bahwa menggunakan masker harus dilakukan, sekalipun kita merasa berada di tengah orang-orang yang sudah kita kenal," lanjutnya. (*)