Pangdam IX/Udayana Apresiasi Satgas Pamtas Bangun Jembatan Bima Sakti Perbatasan RI-RDTL
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI, Kurnia Dewantara sangat mengapresiasi prestasi tugas Satgas pengamanan pembatasan negara RI-RDTL
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI, Kurnia Dewantara sangat mengapresiasi prestasi tugas Satgas pengamanan pembatasan negara RI (Republik Indonesia) - RDTL (Republik Demokratik Timor Leste) yang berhasil membangun sebuah jembatan gantung.
Seperti disampaikan Kapendam IX/Udayana, Kolonel Kav Jonny Harianto G, S.I.P., dalam rilis yang diterima Tribun Bali, pada Selasa (14/7/2020) malam.
"Jembatan gantung yang dijuluki jembatan Bima Sakti hasil kerjasama antara Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 132/Bima Sakti dengan Vertical Rescue Indonesia (VRI) ini sangat berguna dalam mempermudah akses transportasi masyarakat perbatasan," terang Pangdam selaku Pangkoops Satgas Pamtas RI-RDTL melalui Kapendam.
Menurutnya, kinerja Satgas Pamtas RI-RDTL telah berhasil mengambil hati rakyat dengan segala kegiatan-kegiatan pembinaan teritorial yang sangat membantu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan warga perbatasan.
• Ini Jadwal Belajar dari Rumah TVRI 15 Juli 2020, Jalan Sesama hingga Penayangan Film Nasional
• 5 Zodiak Ini Dikenal Memiliki Tingkah yang Menggemaskan dan Paling Lucu, Apa Zodiakmu Diantaranya?
• Ini 3 Zodiak Beruntung dalam Hal Cinta di Bulan Juli 2020
"Dengan diresmikannya pembangunan jembatan gantung tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sudah lama memimpikan adanya jalan penghubung masyarakat perbatasan RI-RDTL," paparnya.
Terpisah, Dansatgas Pamtas RI-RDTL Yonif 132/BS Letkol Inf Wisyudha Utama mengungkapkan, bahwa tergugahnya Para Personel Satgas Yonif 132/BS untuk membangun jembatan tersebut berawal dari keprihatinan Para Personel Satgas melihat keadaan masyarakat perbatasan RI-RTDL di wilayah tugasnya.
Dijelaskan, jembatan gantung tersebut menghubungkan Desa Noepesu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dengan Desa Bonleu Timor Tengah Selatan (TTS) di Provinsi NTT yang selama ini terputus disebabkan aliran sungai yang sangat deras saat musim penghujan bahkan juga sering menelan korban jiwa.
"Jembatan ini kita beri nama 'Bima Sakti' agar masyarakat disini dapat dengan mudah mengingat dan mengenang kami saat usai tugas nanti, hanya inilah yang bisa kami berikan, sedikitnya dapat meringankan masyarakat agar tidak menyeberangi sungai yang membahayakan dirinya sendiri," ungkap Dansatgas.
Lanjutnya, pembangunan jembatan gantung ini masa pengerjaannya memakan waktu lebih kurang 9 hari yang dibantu oleh masyarakat sekitar dan tenaga ahli dari Vertikal Rescue Indonesia (VRI)
Jembatan Gantung Bima Sakti tersebut secara simbolis diresmikan dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti pada hari ini, untuk kemudian diserahkan kepada Muspika Pemerintah Kabupaten TTU dengan TTS, Provinsi NTT guna digunakan dan dipeliharan oleh masyarakat di dua desa tersebut.
Disela-sela acara peresmian jembatan gantung tersebut, Pimpinan Vertikal Rescue Indonesia (VRI) Tedi Ixdiana mengatakan, bahwa pembangunan jembatan ini adalah pembangunan yang ke-102 kalinya dari target 1.000 jembatan yang sudah dibangun dibanyak tempat di seluruh Indonesia, terkhusus dalam upaya penyelamatan di medan-medan terjal.
"Jembatan Gantung Bima Sakti ini panjangnya 80 meter dan lebar 1,2 meter dengan tinggi pelindung tangan sekitar 75 centi meter, serta menggunakan kontruksi kayu yang diikat pada menara besi dengan tali sleng baja di kedua sisi ujungnya," pungkasnya.(*).